sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sektor Properti China Terancam Kolaps, Bagaimana dengan RI?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
11/08/2023 17:36 WIB
Guncangan pasar properti China semakin berdampak serius bagi perekonomian negera tersebut.
Sektor Properti China Terancam Kolaps, Bagaimana dengan RI? (Foto: MNC Media)
Sektor Properti China Terancam Kolaps, Bagaimana dengan RI? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Guncangan pasar properti China semakin berdampak serius bagi perekonomian negera tersebut. Hal ini terjadi kala raksasa properti China Country Garden mengajukan restrukturisasi utang perusahaan.

Kabar ini langsung membawa saham China Country Garden ke level terendah pada Jumat (11/8/2023) dan memperdalam kekhawatiran tentang prospek sektor properti di China.

Pengembang properti swasta top negara itu dilaporkan memiliki total kewajiban sekitar USD194 miliar atau setara Rp 2.954,6 triliun (kurs Rp 15.229 per USD) pada akhir 2022.

Sehari sebelumnya, Country Garden diperkirakan mengalami kerugian hingga USD7,6 miliar sepanjang semester pertama tahun ini dan meminta maaf kepada investor karena salah menilai kondisi pasar.

Setelah dianggap sebagai salah satu pengembang yang lebih sehat secara finansial, kondisi Country Garden ini dapat berdampak buruk pada pembeli rumah dan lembaga keuangan.

Kondisi ini semakin menekan sektor yang telah mengalami penurunan penjualan, likuiditas yang ketat, dan serangkaian default pengembang sejak akhir 2021 di China.

Langkah Politbiro China untuk menyesuaikan kebijakan properti juga belum Nampak pada sektor yang menyumbang seperempat dari ekonomi nasional ini.

Country Garden juga melewatkan pembayaran obligasi sebesar USD22 juta minggu ini.

Perusahaan memiliki masa tenggang 30 hari untuk pembayaran, namun berita tersebut memicu aksi jual saham dan obligasi miliknya.

Pada bulan September saja, Country Garden dapat menghadapi lebih dari 9 miliar yuan ($1,25 miliar) dari total kewajiban pembayaran obligasi dalam negeri.

Perusahaan tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi pembayaran obligasi yang jatuh tempo sehingga mungkin akan meminta kreditur untuk perpanjangan guna memastikan likuiditas yang mencukupi.

Dua hari yang lalu, di Indonesia Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengusaha properti berhati-hati dalam mengelola perusahaannya. Khususnya terkait keuangan perusahaan.

Dia menyinggung kondisi di China banyak perusahaan properti besar yang terlilit utang dan kini ambruk. Bahkan ada perusahaan yang menurut Jokowi terlilit utang hingga Rp 4.400 triliun.

Kondisi Sektor Properti RI

Sektor properti di Indonesia terlihat lebih tahan banting dibanding China. Benarkah demikian?

Belum lama ini, Presiden Jokowi juga memuji kontribusi sektor properti terhadap perekonomian RI. Kontribusi sektor ini sepanjang 2018-2022, menyumbang Rp 2.300-2 800 triliun terhadap pertumbuhan PDB per tahun.

"Sangat besar sekali. Ini memberikan kontribusi dari 16 persen dari PDB ekonomi kita, besar sekali. Tenaga kerja yang tersangkut dalam perputaran ekonomi di REI mencapai 13-19 juta orang. Sangat banyak sekali," kata Jokowi dalam Pembukaan Musyawarah Nasional Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (MUNAS REI) XVII 2023, Rabu (9/8).

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI menyebut sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional pada 2022.

Jumlahnya mencapai Rp 2.865 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional atau setara 14,63 persen dibandingkan PDB nasional.

Namun, sektor properti di RI sebenarnya sedang dalam masa pemulihan, belum memasuki fase booming lagi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement