Penyelesaian perundingan ini merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak Desember 2022 dan mencakup lima putaran negosiasi serta sejumlah pertemuan intersesi. Tim Perunding Indonesia dipimpin oleh Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
Menteri Perdagangan Komisi EAEU, Andrey Slepnev turut menyambut baik kesepakatan ini. “Komisi Ekonomi Eurasia siap untuk menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik guna menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan,” katanya.
Perjanjian Indonesia–EAEU FTA ini diharapkan membuka akses pasar ekspor baru untuk Indonesia, terutama pada komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, karet alam, kopi, serta mentega kakao. Sebaliknya, Indonesia berpotensi meningkatkan impor dari EAEU untuk komoditas strategis seperti gandum, fosfat, batu bara, dan bahan baku pupuk.
Dengan total populasi gabungan Indonesia dan EAEU mencapai lebih dari 460 juta jiwa, perjanjian ini diyakini akan memperlancar logistik, memperluas arus perdagangan, dan mendorong peningkatan investasi dua arah.
Selain memperkuat perdagangan, perjanjian ini juga membuka peluang investasi dari negara-negara EAEU di sektor industri pengolahan, logistik, transportasi, hingga pertanian. Realisasi investasi dari kawasan ini ke Indonesia mencapai USD273,7 juta tahun 2024 dan menunjukkan tren peningkatan.