Jeremy Hunt, menteri keuangan yang dilantik oleh Liz Truss dijadwalkan menyampaikan pernyataan fiskal pada 31 Oktober 2022 yang kabarnya menunjukkan turunnya utang Inggris sebagai bagian dari pendapatan nasional dalam jangka menengah.
Hunt mengatakan untuk menurunkan jumlah utang, pemerintah harus bisa membuat keputusan yang sulit tetapi hasilnya menggiurkan. Hunt memerintahkan setiap departemen agar mengurangi pengeluaran anggaran dan berencana menaikkan tagihan pajak.
"Inggris adalah negara yang besar, tetapi tidak diragukan lagi kita menghadapi tantangan ekonomi yang besar. Kami sekarang membutuhkan stabilitas dan persatuan," kata Sunak, saat pidato singkat Senin.
Hingga saat ini, Sunak belum memberikan keterangan terkait strategi ekonominya sebagai perdana menteri.
Pound saat dia dilantik diperdagangkan pada angka USD1,13 atau sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi 22 September, sebelum adanya kebijakan pemotongan pajak oleh mantan PM Inggris, Liz Truss, yang mengakibatkan semakin jatuhnya perekonomian Inggris.
Imbal hasil obilgasi pemerintah jatuh dari level tertinggi baru-baru ini. Pada Senin sore, imbal hasil obligasi sepuluh tahun berada di angka 3,75% setelah ditutup pada angka 4% pada Jumat pekan lalu. Ini merupakan angka terendah semenjak pernyataan kebijakan fiskal oleh Truss pada September 2022.
Suku bunga yang menurun akan sedikit membuat Sunak menghirup udara segar. Menurunnya angka suku bunga akan mengurangi jumlah uang yang harus dibayar dan hal tersebut akan menyebabkan pengurangan pemotongan dan kenaikan pajak. Tetapi di sisi lain lain akan menyulitkan Inggris untuk keluar dari krisis ekonomi.
Data dari Purchasing Managers Index menyatakan aktivitas ekonomi Inggris menurun pada hari Senin (24/10/2022), karena industri yang bergerak pada sektor jasa mencatat terjadinya penurunan bulanan terburuk semenjak Januari 2021. Indeks jasa dan aktivitas manufaktur turun pada angka 4,72 poin, angka di bawa 50 poin mengartikan terjadinya kontraksi dalam aktivitas.
Ekonom di S&P Global Market Intelligence, Chris Williamson, mengatakan data menunjukkan laju penurunn ekonomi dengan menunggu momentum.
Pada Jumat, Lembaga Pemeringkat Kredit Moody’s menegaskan rendahnya peringkat kredit Inggris akan menyebabkan jumlah pinjaman pemerintah meningkat. Padahal sebelumnya, Moody’s memiliki pandangan yang positif terhadap ekonomi Inggris, namun saat ini berubah menjadi negatif.