Moody’s mengungkapkan pandangannya berubah menjadi negatif, karena adanya ketidakpastian Pemerintah Inggris dalam membuat kebijakan di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya tingkat inflasi. Moody’s juga menambahkan bahwa terdapat resiko meningkatnya jumlah pinjaman Pemerintah Inggris akan membuat pemerintah kesulitan dalam membayar utang, terutama jika terdapat kebijakan yang bersifat “melonggarkan”.
Hal-hal tersebut merupakan sebagian masalah yang dihadapi Pemerintah Inggris. Dalam menghadapi masalah tersebut, Pemerintah Inggris membantu rumah tangga berpenghasilan rendah, mendorong investasi untuk meningkatkan produktivitas, melancarkan hubungan perdagangan Inggris dan Eropa dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat agar perusahaan mendapatkan pekerja yang tepat.
Direktur Jenderal Dagang Inggris, Shevaun Haviland, mengatakan butuh visi jangka panjang yang jelas terkait bagaimana perdana menteri baru akan menghadapi tantangan ke depan dan menciptakan kondisi bisnis yang memungkinkan perusahaa dan komunitas yang mengandalkannya untuk berkembang. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro