"Misalnya Citilink menjadi Full Service Carrier dan Pelita menjadi Low Cost Carrier. Pelita juga dapat menjadi feeder Citilink. Pengalaman dan jejaring bisnis Pak Albert Burhan (Direktur Utama Citilink) memimpin Citilink menjadi aset strategis Pelita Air dalam mengembangkan bisnisnya dan bermitra dengan Citilink," katanya.
Pelita Air merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero). Alvin mencatat, operasi Pelita sejauh ini cukup sehat sebagai operator penerbangan charter, bukan Niaga berjadwal. Perusahaan pun masih mengoperasikan pesawat-pesawat kecil yang mencakup ATR 42-500, ATR 72-500, CASA 212-200 dan sejumlah helikopter.
Pelita juga dipercaya mengoperasikan dan merawat pesawat Bae 146/ AVRO registrasi PKPJJ yang dulu dioperasikan sebagai pesawat Kepresidenan. Sebelumnya Pelita Air juga pernah mengoperasikan pesawat jet Fokker 70 dan Fokker 100.
Kemudian, perusahaan baru saja memesan pesawat Airbus A320 dan mengajukan permohonan izin untuk menjadi operator penerbangan Niaga Berjadwal.
"Skala operasi Pelita Air jauh lebih kecil dibanding Garuda maupun Citilink. Secara finansial Pelita Air cukup sehat dan Pertamina selaku induk perusahaan, memberi dukungan permodalan untuk mengembangkan bisnisnya. Namun Pelita sedang mempersiapkan diri memasuki bisnis penerbangan Niaga Berjadwal," tutur dia. (RAMA)