IDXChannel - Sejumlah negara maju dan berkembang pernah mengalami resesi. Bahkan negara-negara tersebut mengalaminya sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah untuk dapat bangkit dari resesi, di antaranya dengan menerapkan kebijakan agar pertumbuhan ekonomi negaranya kembali positif. Berikut kebijakan sejumlah negara maju dalam menghadapi resesi:
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), mempunyai tugas ganda dari Kongres untuk mempertahankan stabilitas ekonomi serta lapangan kerja. Ketika resesi, The Fed menggunakan berbagai kebijakan moneter guna menaikkan harga serta menekan tingkat pengangguran. Kebijakan tersebut meliputi operasi pasar terbuka.
The Fed dapat menurunkan suku bunga dengan membeli sekuritas utang di pasar operasi terbuka. Selain itu, The Fed bisa mengatur bank demi memastikan mereka tidak diharuskan menahan modal terhadap kemungkinan pelunasan utang.
The Fed bisa langsung meminjamkan dana kepada bank yang membutuhkan melalui discount window. Jenis pinjaman ini dilakukan sebagai dana talangan. Namun, praktik pinjaman ini sudah bergeser ke arah pinjam berisiko.
China menetapkan program stimulus dalam menghadapi resesi. Pemerintah China telah mengadopsi paket kebijakan seperti kebijakan fiskal, moneter, keuangan hingga perdagangan.
Seluruh kebijakan itu untuk menjaga likuiditas pasar, memenuhi kebutuhan modal kerja, serta pembiayaan pemerintahan membuat kebijakan.
People’s Bank of China (PBC) melonggarkan pasar kredit melalui instrumen kebijakan konvensional, seperti operasi pasar terbuka, fasilitas pinjaman, dan refinancing. China juga menerapkan serangkaian langkah dukungan keuangan terhadap UKM (usaha kecil dan menengah) dengan mengurangi suku bunga hingga menyediakan jalur kredit khusus untuk dimulainya kembali produksi.