"Terus dari sisi kita, kita harus melakukan evaluasi dengan penambahan investasi itu bagaimana kita menjaga keekonomian proyek itu sekaligus menjaga penerimaan negara dan itu kita diskusi mengenai investasi apa yang bisa ditekan dan sebagainya. Saya rasa itu sudah disetujui ya, revisi PoD-nya dan itu akan kita lanjutkan dengan nanti tentu saja disesuaikan dengan penyesuaian Production Sharing Contract Agreement (PSC)," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji juga telah menuturkan bahwa adanya tambahan fasilitas CCS di proyek tersebut berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar USD1,4 miliar.
Asal tahu saja, Blok Masela ini ditargetkan produksi paling lambat Desember 2029. Produksi ini mundur lantaran sebelumnya ditargetkan pada 2027.
(FRI)