Di sisi lain, Shinta melihat adanya peluang keuntungan ekonomi jika WFA diterapkan pada sektor-sektor yang tepat. Fleksibilitas ini dapat memicu pergerakan masyarakat yang kemudian berdampak positif pada konsumsi di sektor pariwisata dan elemen ekonomi pendukung lainnya.
“Kalau memang itu memang usaha pemerintah itu juga bisa memanfaatkan, kan kalau WFA juga kesempatan untuk ekonomi dari segi pariwisata, dari segi unsur elemen sektor lain itu juga bisa terbantukan,” tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengimbau sektor swasta agar penerapan pengaturan kerja fleksibel di akhir 2025 tidak memotong jatah cuti tahunan pekerja, tentunya dengan tetap memastikan kewajiban tugas kantor terpenuhi dengan baik.
(NIA DEVIYANA)