"Suatu perekonomian yang diberikan shock begitu besar hingga menaikkan suku bunga begitu drastis biasanya tidak bertahan, biasanya dia melemah atau bisa resesi, ujarnya.
"Eropa juga sama, yang tadinya suku bunganya negatif atau nol, kenaikannya 400 basis poin," tambah dia.
Akibatnya, kedua mesin ekonomi dunia itu mengalami perlambatan. Namun, untuk AS, muncul suatu harapan karena resiliensi perekonomiannya hingga akhir tahun ini.
"Maka perekonomian terbesar dunia setidaknya bisa bertahan dengan kenaikan suku bunga yang begitu besar juga. Sementara China di sisi lain menghadapi masalah yang cukup struktural," tuturnya.
Jika dilihat dari konstelasi perekonomian dunia, ekonomi-ekonomi terbesar dunia semuanya mengalami persoalan struktural dan menghadapi kejutan dari sisi policy-driven, seperti kenaikan suku bunga.