"Maka dari itu kita harus berhati-hati, waspada. Waktu itu, untuk bisa optimistis saja kita perlu untuk mencari alasan, mungkin kita melihatnya dari sisi domestik, demand kita, dari sisi consumption. Ekspor kan kelihatan tahun ini mengalami negative growth," tuturnya.
Tak hanya itu, impor Indonesia pun mengalami pertumbuhan negatif. Akan tetapi, PMI manufaktur Indonesia masih positif dibanding beberapa negara yang disurvei meski ekspor dan impor Indonesia negatif.
"Untuk 2024, dengan situasi tadi, kalau suku bunganya tinggi dan bertahan agak lama, walau sekarang diskusinya 'lamanya berapa lama?', tadinya ada yang bilang 24 bulan, 18 bulan, sekarang lebih pendek lagi, bahkan ada harapan penurunan suku bunga di second half next year," ucap Sri Mulyani.
Dia mengatakan, ini memberikan harapan, muncul optimisme. Karena ini menandakan kejutan terburuk dari kenaikan suku bunga sudah dilewati.
"Persoalan yang barangkali kita perlu lihat, lebih ke masalah fundamental, seperti aging di China itu kan tidak bisa di-reserve dengan policy immediately," ujarnya.