"Pengetatan moneter baik itu penurunan suku bunga sampai negatif kalau di Eropa, sementara di Amerika 0%. Bukan hanya itu, tapi mencetak uang dengan membeli bonds sampai dari korporat pun dibeli, ini makin memicu laju inflasi di tengah ketidakpastian global," ungkap Sri.
Karena adanya faktor-faktor ini, justru diprediksi akan terjadi perlambatan pemulihan ekonomi, diperparah dengan imbas perang Rusia-Ukraina serta pandemi COVID-19 yang masih belum selesai. (RRD)