“Sehingga karena kecepatan pendapatan negara yang ada di dalam APBN lebih dulu mencapai mendekati 30 persen dari target, sedangkan belanja negara masih di sekitar 22 persen kalau combine pusat dan daerah, kita lihat postur APBN akhir April mencatakan surplus,” kata dia.
Seperti diketahui, pada periode Januari-Maret 2025 APBN membukukan defisit sebesar Rp104,2 triliun atau 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Januari-Maret 2025 waktu itu kita membukukan defisit, ini karena terutama penerimaan pajak kita mengalami beberapa shock, seperti restitusi dan adanya adjustment terhadap penghitungan Tarif Efektif Rata-Rata (TER) dari penerimaan pajak PPh 2,” ujar Sri Mulyani.
(Dhera Arizona)