Beberapa alokasi utama subsidi tahun ini meliputi Listrik bersubsidi bagi 42,1 juta pelanggan, terutama kelompok pelanggan 450 VA dan 900 VA, BBM bersubsidi sebesar 19,4 juta kiloliter (KL) dan LPG 3 kg sebanyak 8,2 juta metrik ton.
Pemerintah menegaskan, subsidi ini diberikan dengan cara menanggung selisih harga antara harga keekonomian dan harga jual yang dibayar masyarakat.
Sebagai contoh, harga keekonomian Pertalite seharusnya Rp11.700 per liter, tetapi masyarakat hanya membayar Rp10.000 per liter.
Artinya, APBN menanggung Rp1.700 per liter atau sekitar 15 persen dari harga keekonomian. Saat ini, tercatat ada 157,4 juta kendaraan yang menggunakan BBM subsidi.
Sementara itu, untuk Solar subsidi, APBN menanggung Rp5.150 per liter, dengan total pengguna mencapai 4 juta kendaraan.
Dengan realisasi yang terus berjalan, pemerintah berupaya memastikan distribusi subsidi tepat sasaran agar dapat meringankan beban masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.
(Fiki Ariyanti)