Dalam dunia digital, Gildas menegaskan internet seperti sebuah gunung es di lautan, di mana dark web berada di bawah puncak yang hanya terlihat di permukaan laut.
Di dalam dark web, 99 persen berisi penjahat, aparat penegak hukum, atau orang-orang seperti FORMASI yang juga melakukan investigasi atau pencarian dengan cyber security.
Namun, kemunculan Bjorka dalam membocorkan berbagai data juga harus dilihat dari sisi positif. Menurutnya, jika hal semacam ini datang pada 2024, maka bisa menjadi lebih berbahaya.
“Deep fake bisa menjadi ancaman besar, karena siapa pun bisa menciptakan karakter yang sangat mirip dengan seseorang yang dituju,” ungkap Gildas.
(DES)