Berdasarkan model yang dikembangkan Midea, penggunaan sensor dan robot bisa meningkatkan efisiensi pabrik antara 15-20 persen. Bahkan, dua pabrik yang sudah mulai diuji coba hampir 30 persen lebih efisien dibandingkan tenaga manusia.
Kepala Operasi dan Rantai Pasok Ernst & Young untuk China, Rodrigo Cambiaghi mengatakan, teknologi ke depan akan berperan bagi negara-negara seperti China untuk tetap mempertahankan produksi dengan biaya murah.
"Setiap perusahaan atau bahkan pihak ketiga yang memiliki fasilitas manufaktur di China tengah berada dalam tekanan untuk segera berinvestasi pada industri manufaktur pintar (smart manufacturing)" kata Cambiaghi.
China selama ini mempunyai karakter ekonomi berbasis tenaga kerja (labor-intensive), sehingga bisa menghasilkan produk murah. Dia menilai, berkurangnya ketergantungan pada tenaga kerja dan beralih ke robot akan mendongkrak produk made in China, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
"Ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun, momentumnya saat ini ada dan China saat ini memfokuskan dana mereka untuk mendorong industri manufaktur pintar," sebut dia.
(SANDY)