sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Survei BI: Kinerja Penjualan Eceran November 2025 Diprakirakan Meningkat

Economics editor Nia Deviyana
10/12/2025 10:38 WIB
al tersebut mengacu pada Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 yang diprakirakan tumbuh sebesar 5,9 persen (year on year/yoy).
Survei BI: Kinerja Penjualan Eceran November 2025 Diprakirakan Meningkat. Foto: iNews Media Group.
Survei BI: Kinerja Penjualan Eceran November 2025 Diprakirakan Meningkat. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Survei Bank Indonesia (BI) memprakirakan kinerja penjualan eceran pada November 2025 meningkat. Hal tersebut mengacu pada Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 yang diprakirakan tumbuh sebesar 5,9 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut didorong kenaikan penjualan mayoritas kelompok, terutama Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. 

Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1 persen (mtm) didorong kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Adapun pada Oktober 2025, IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen (yoy). 

Pertumbuhan tersebut terutama didukung peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi  serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. 

Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6 persen (month to month/mtm) yang juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan HBKN Natal didukung oleh kelancaran distribusi.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diprakirakan meningkat, sementara pada 6 bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diprakirakan menurun. 

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2 atau lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya. 

Hal tersebut didorong ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 Hijriah. 

Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement