Hal itu diharapkan dapat membantu Sri Lanka mendapatkan dolar Amerika Serikat (AS). Sehingga bisa membeli bahan bakar dari pemasok internasional.
Sebelumnya, Sri Lanka tidak mampu membeli BBM karena utang luar negeri yang terlalu besar. Sehingga tidak ada pemasok yang mau menjual bahan bakar secara kredit kepada negara tersebut.
Stok BBM yang tersisa pun digunakan untuk sektor kesehatan, pelabuhan, transportasi umum, dan distribusi makanan. “ Mencari uang merupakan sebuah tantangan. Ini tantangan besar,” kata Menteri Listrik dan Energi, Kanchana Wijesekera, dilansir dari APNews.com pada Senin (4/7/2022).
Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah telah memesan stok BBM baru dan kapal pertama akan datang dengan mengangkut 40.000 metrik ton solar. Kapal tersebut diharapkan tiba pada Jumat mendatang, sementara kapal pertama yang membawa bensin akan datang pada 22 Juli 2022.