Sehingga bantuan kepada peritel itu tidak bersifat general. Beda halnya jika pemerintah memberikan subsidi listrik kepada sektor ritel. Itu akan jauh lebih terasa. Sebab tunggakan listrik sangat terasa di sektor ini, dan berat membayar di saat kunjungan konsumen menurun.
"Subsidi listrik saja ritel tidak dapat. Sementara sektor produksi atau sektor hulu dari jam 12 malam sampai 7 pagi dapat diskon 30%. Nah saat ini ritel di jam-jam tertentu antara jam 10 pagi sampai 3 sore kita enggak mendapatkan subsidi. Seperti itulah yang di sektor kami mestinya diprioritaskan. Karena kami kan jadi kontributor bagi konsumsi rumah tangga," terang Roy.
Ia pun mengaku sudah sering melakukan komunikasi dengan seluruh kementerian/lembaga dan Badan agar sektor ritel bisa lebih diperhatikan. Namun, hasilnya tetap nihil.
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan seluruh kementerian lembaga dan Badan bahkan kita selalu menjadi garda terdepan untuk mencegah atau mengurangi inflasi” pungkasnya.
(FRI)