IDXChannel - Pengusaha ritel merasa dianaktirikan oleh pemerintah karena tidak masuk sebagai sektor prioritas sejak pandemi sampai new normal saat ini. Padahal, sektor tersebut berkontribusi paling besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yakni 53,56% Produk Domestic Bruto (PDB).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan sektor yang masuk dalam prioritas selama pandemi di antaranya kesehatan, komunikasi, energi, dan pariwisata. Sementara di bidang perdagangan seperti sektor ritel terlewatkan begitu saja.
"Sampai hari ini sayangnya ritel belum menjadi sektor prioritas. Itu tercermin baik dari APBN maupun RAPBN. Nah ini kita juga mau melihat RAPBN 2024 seperti apa. Tapi RAPBN yang sekarang kita belum menjadi sektor prioritas yang perlu dibantu atau diberikan subsidinya," ujar Roy saat berdialog di IDX Channel, Senin (13/2/2023).
Sektor ritel bak anak tiri yang hanya mendapat subsidi sama rata sama rasa. Roy mencontohkan, saat pandemi sektor ritel diberikan pelonggaran jatuh tempo bayar pajak, kemudian dibebaskan PPN sewa.
Menurutnya, dibebaskannya PPN sewa tidak terasa manfaatnya bagi para pengusaha ritel. Sebab, hampir 80% ritel dibangun di tanah sendiri, atau tidak sewa.