sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tarif Dagang AS Ganggu Ekspor-Impor Jateng, BI Dorong Pelaku Usaha Garap Pasar Domestik

Economics editor Eka Setiawan/Kontri
05/05/2025 18:51 WIB
BI Jateng memfasilitasi kerja sama petani-petani dengan perusahaan makanan minuman besar sebagai antisipasi penerapan tarif dagang oleh AS.
Tarif Dagang AS Ganggu Ekspor-Impor Jateng, BI Dorong Pelaku Usaha Garap Pasar Domestik. (Foto: Eka Setiawan/INews Media Group)
Tarif Dagang AS Ganggu Ekspor-Impor Jateng, BI Dorong Pelaku Usaha Garap Pasar Domestik. (Foto: Eka Setiawan/INews Media Group)

Beberapa negara potential buyer, sebut Rahmat, seperti Australia selalu menanyakan barang-barang konsumsi yang diproduksi apakah menggunakan energi terbarukan atau tidak. Sehingga, tema ini akan ditindaklanjuti fasilitasi agar produksi tetap berjalan namun tetap dalama koridor ekonomi hijau.

“Sehingga kami fokusnya tetap ke sana, meski kami tidak menampik adanya industri non-hilirisasi pertanian. Kami memberikan usulan kepada Pemprov Jateng untuk fokus kepada hilirasi pertanian, downstream industri.  Saya rasa ini sejalan juga dengan Astacita, yaitu swasembada pangan dan energi,” kata Rahmat.

Pada gelaran CIJBF dan UMKM Gayeng 2025 ini, yang digelar sejak Kamis 1 Mei dan puncaknya hari ini, Senin (5/5/2025), dari sektor UMKM bisa meraup lebih dari Rp400 juta. Sementara terkait investasi, sudah ada 16 LOI (Letter of Intent, kesepakatan awal bisnis) yang nilainya hingga ratusan miliar rupiah.

“Dari perusahaan tekstil Rp200 miliar, itu kita business mathchingkan, Teh Tambi itu USD600.000, totalnya ada 16 LOI capaiannya,” tutur Rahmat.  

Pada kegiatan CJIBF dan UMKM Gayeng 2025 itu hadir perwakilan dari sejumlah negara Asia, Australia hingga Eropa. Di antaranya; Duta Besar Belarusia, Duta Besar Bangladesh, Konjen Australia dan perwakilan negara calon investor dan buyer dari Denmark, Swedia, Jepang, Singapura, Hongkong dan Turki. 

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement