Saat itu, dia menyatakan kesepakatan dengan Jepang mungkin tidak akan tercapai.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, dilaporkan telah menggantungkan nasib politiknya pada keberhasilan negosiasi tarif ini, setelah koalisinya kehilangan mayoritas di majelis tinggi dalam pemilu akhir pekan lalu.
Ishiba menyatakan dalam konferensi pers pada Senin bahwa dia akan tetap menjabat untuk mengawasi pembicaraan tarif dengan AS, serta menangani isu-isu penting lainnya, seperti kenaikan harga konsumen yang menekan ekonomi terbesar keempat di dunia tersebut.
Surat kabar Yomiuri melaporkan pada Rabu bahwa Ishiba berencana menggelar konferensi pers untuk mengumumkan keputusan mengenai masa jabatannya setelah hasil dari negosiasi tarif menjadi jelas.
Industri otomotif Jepang, yang menyumbang 8 persen dari total lapangan kerja di negara itu, bakal terpukul jika bea masuk sebesar 25 persen ke AS ditetapkan.
Namun, pengumuman Trump pada Selasa tidak menyebutkan adanya pelonggaran tarif untuk sektor otomotif, padahal produk otomotif mencakup lebih dari seperempat total ekspor Jepang ke Amerika Serikat.
Negosiator tarif utama Jepang, Ryosei Akazawa, berada di AS pekan ini untuk putaran kedelapan pembicaraan. Surat kabar Asahi melaporkan bahwa Akazawa bertemu dengan Trump di Gedung Putih pada Selasa.
Kesepakatan dengan Jepang ini mengikuti sejumlah kesepakatan yang sebelumnya dicapai Trump dalam beberapa pekan terakhir dengan Filipina, Indonesia, Inggris, dan Vietnam, di tengah tekanan untuk segera merampungkan pakta dagang menjelang tenggat tarif 1 Agustus.
(NIA DEVIYANA)