Sementara, Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia (PI), Nugroho Christijanto, mengatakan bahwa di industri pupuk, PI telah memitigasi risiko keselamatan kerja yang dapat terjadi dengan selalu mengedepankan dan menjaga zero fatality, artinya kemungkinan terjadinya korban meninggal dunia.
"Kedua, bagaimana PI mengedepankan penerapan helat safet dan Health Safety Security and Environment (HSSE), dan ketiga PI bisa meraih pemenuhan atau kepatuhan terhadap terhadap tata kelola linkungan dan aturan regulasi yang ada," ujar Nugroho.
Dalam pengoperasian industri pupuk, menurut Nugroho, terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi, di antaranya seperti risiko gas beracun, yang bisa terjadi karena reaksi batuan fosfat dengan asam sulfat.
Lalu juga pengoperasian asam sulfat, yang berpotensi lolosnya gas SO2 yang sangat beracun.
"Risiko berikutnya ada explosive dari amoniak yang berpotensi meledak, dan ada risiko kebakaran hingga emisi gas buang yang dapat mencemari lingkungan," tutur Nugroho.