Di lain pihak, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan bahwa di era dengan tantangan produksi migas ini, diperlukan sinergi dari berbagai instansi dan para ahli, termasuk insiyur kimia, guna merumuskan strategi memproduksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan ke depan.
"Sinergi dan kolaborasi instansi dann ahli dari berbagai bidang adalah salah satu cara di era persaingan yang semakin tinggi dalam sektor energi," ujar Dwi.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa ke depan kebutuhan energi akan meningkat.
Sebab, pada 2060 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 331 juta jiwa, dan kebutuhan energi akan mencapai 519 MTOE (metric ton oil equivalent).
Sehingga, ketika produksi minyak dan gas bumi tidak akan mencukupi, maka ketahanan energi akan terjadi krisis, lalu impor migas juga akan meningkat, sehingga dapat membebani negara.