IDXChannel - Makin banyak negara berkembang yang membutuhkan bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF). Negara-negara tersebut harus mengorbankan mata uang mereka untuk mendapatkannya.
Tahun ini, Mesir, Pakistan dan Lebanon telah menurunkan nilai tukar mata uang mereka agar bisa mengakses dana talangan IMF. Seiring makin banyaknya negara yang menjadi pasien IMF karena terlilit utang, investor harus bersiap menghadapi potensi devaluasi di negara berkembang.
“Devaluasi sangat mungkin terjadi di negara frontier market yang rapuh,” kata Brendan McKenna, ahli strategi di Wells Fargo & Co. di New York, seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (12/2/2023)
“Investor dengan eksposur ke negara-negara ini harus berpikir tentang hedging terhadap risiko devaluasi,” lanjutnya.
Meningkatnya suku bunga dan ekonomi yang melambat telah menyebabkan beberapa negara berkembang terlilit utang yang tidak berkelanjutan dan kekurangan dolar. Hal tersebut juga membuat kebijakan currency peg dan nilai tukar terkendali berada di bawah tekanan.