"Sebetulnya kalau teknologi yang paling ini (baru) immersed tunnel itu, mungkin itu baru pertama kali. Kalau kita bangun bendungan, jalan tol, kan sudah pernah," ujar Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga saat ditemui usai acara Indonesia-Korea Economic Cooperation Forum di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) Agung Fajarwanto menambahkan, saat ini pihaknya tengah merampungkan studi kelayakan sebagai pemrakarsa untuk proyek pembangunan tol bawah laut IKN.
Agung menjelaskan proyeksi kebutuhan biaya konstruksi immerse tunnel sepanjang 2 Km sekitar Rp8-10 triliun. Adapun untuk penggunaan teknologi membangun ruas tol bawah laut tersebut kemungkinan HK bakal menggandeng juga perushaan asal Korea Selatan Daewoo Engineering & Construction Co., Ltd.
"Jadi karena kami memandang Daewoo memiliki keahlian dan pengalaman untuk pekerjaan immersed tunnel, karena kami di Indonesia terus terang belum pernah mengerjakan hal tersebut, maka kami lebih merasa secara mitigasi kalkulasi risiko kami memerlukan partner itu untuk belajar untuk nanti mungkin transfer knowledge," sambung Agung.
"Kami masih studi jadi kalau kita benchmark pekerjaan-pekerjaan yang ada di Eropa itu bisa jadi kebutuhan kasar ya antara Rp8-10 triliun konstruksi, panjangnya sekitar 2 Km-an," pungkasnya.
(YNA)