Faktor kedua, sambungnya, adalah karena adanya kenaikan pada biaya produksi industri manufaktur yang mencakup bahan baku, tenaga kerja, dan energi. Di sisi lain juga karena adanya gangguan di sektor rantai pasok.
"Di global value chain (GVC) saat ini sedang mengalami tantangan yang sangat berat yang berpengaruh terhadap daya saing dari produk industri kita, masalah logistik, bahan baku, kebijakan perdagangan, bahkan kurs juga sangat mempengaruhi," tutur Rizal.
Lebih lanjut, faktor lainnya, adalah ketidakpastian ekonomi dan politik yang berdampak pada siklus bisnis, yang pada akhirnya juga memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian bahkan terhadap iklim investasi.
"Ini menjadi PR besar bagi pemerintah, utamanya dalam meningkatkan kinerja industri manufaktur ke depan. Apalagi kalau kita bandingkan dengan konsumsi saja, kita terjadi deflasi empat bulan berturut-turut," kata Rizal.