"Sekitar 1993 mulai berani mengajukan kredit ke BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk) buat ngegedein usaha. Buka kios di pasar sini. Saat itu dapat kreditnya Rp1 juta," ungkap Titin.
Saat itu, dikisahkan Titin, kondisi pasar tempatnya berjualan belum seramai sekarang. Bahkan, dengan telah memiliki kios sendiri di era tersebut, Titin pun bisa dianggap sebagai salah satu 'generasi awal' di antara para pedagang di Pasar Parabakti.
Ratusan Juta
Dalam perjalanannya, bisnis Titin pun terus berkembang, dengan stok pakaian yang tersedia di kios semakin bervariasi, dan juga pelanggan yang semakin banyak. Rentang harga barang dagangannya bervariasi, dari mulai Rp5 ribu hingga Rp300 ribu sampai Rp400-an ribu per item.
Hingga saat ini, Titin memperkirakan nilai penjualannya secara rata-rata telah mencapai sekitar Rp10 juta-an per hari. Itu artinya, dalam sebulan Titin bisa mengantongi omzet hingga Rp300 juta-an.
Namun, seperti halnya jenis usaha yang lain, Titin juga kerap mengalami di mana penjualannya sepi pembeli.