Keliling Kampung
Sejak awal memutuskan berjualan, Titin sudah memilih pakaian sebagai barang dagangannya. Alasannya sederhana, bahwa setiap orang pasti ingin tampil cantik dan tampan dengan pakaian yang bagus.
Pun, dalam keseharian, setiap orang juga pasti membutuhkan pakaian yang layak untuk digunakan. Bahkan, bagi sebagian orang, pakaian diyakini sebagai salah satu tolok ukur paling awal dari strata sosial pemakainya.
"Tapi karena modal terbatas, Jadi belum ada kios. Pakaian dagangan kita bungkus jarik, diikat, terus dipanggul, dibawa muter-muter kampung," ujar Titin, sambil didampingi anaknya, Dewi Astuti.
Dengan berjualan keliling kampung itulah, secara perlahan dan bertahap bisnis pakaian Titin mulai berkembang. Pelanggan mulai banyak. Titin pun mulai berani menyetok barang dagangan lebih banyak, dengan harapan makin banyak stok pakaian, pelanggan makin senang dan tertarik membeli.
Seiring berjalannya waktu, Titin pun mulai memberanikan diri membuka kios dengan bermodalkan pinjaman perbankan.