Dia melanjutkan, bisnis fintech merupakan bisnis yang tidak mudah. Teknologi saja tidak cukup kuat untuk membangun pondasi yang baik. Perlu dukungan baik dari sisi SDM maupun experience dari manajemen serta komitmen permodalan dari pendiri.
"Sampai saat ini Indonesia masih dikategorikan sebagai lucrative market dengan segala advantage baik itu populasi produktif kita ataupun dari sisi market yang belum terjamah (untapped market)," jelasnya.
Hal ini juga jelas terlihat dari sisi perkembangannya, P2P Lending senantiasa memperlihatkan tren yang positif. Meskipun pada masa-masa awal pandemi sempat mengalami penurunan, namun perlahan terus melakukan perbaikan secara statistik.
Riswinandi menambahkan, saat ini fintech sebagai salah satu kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih dalam kondisi yang mengharuskan kita untuk membatasi mobilitas serta pergerakan akibat Covid-19.
"Fintech juga membangun sebuah jembatan penghubung antara masyarakat sebagai user dengan layanan keuangan serta membantu mengurai rantai distribusi ekonomi yang panjang serta memperbesar akses layanan keuangan kepada masyarakat, terutama sektor informal produktif atau UMKM," tuturnya. (TYO)