Retensi terbukti berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan pendapatan dan produktivitas ketika evaluasi kinerja terstruktur dijalankan secara konsisten. Data internal menunjukkan implementasi manajemen kinerja mampu meningkatkan retensi hingga 50 persen, karena karyawan merasa dihargai dan difasilitasi untuk berkembang.
“Jika kita memiliki kepemimpinan yang mengadopsi pemikiran bahwa disrupsi itu adalah bagian dari peningkatan, justru disrupsi itu akan menjadi pemicu inovasi yang bisa dilakukan oleh para talenta kita,” ujar Strategic Leader & Entrepreneur Sandiaga Uno.
Perusahaan unggul bukan yang terbesar, tetapi yang tercepat beradaptasi dan paling disiplin mengeksekusi strategi berbasis data. Transformasi harus dimulai dari perubahan pola pikir bahwa disrupsi bukan ancaman, melainkan kesempatan untuk menciptakan nilai bisnis baru.
“Ekonomi kreatif tidak akan tumbuh hanya dengan ide, tetapi dengan eksekusi yang disiplin dan manajemen talenta yang sehat. Untuk itu, strategi pengelolaan SDM berbasis teknologi sangat penting untuk menjaga stabilitas dan loyalitas talenta di tengah perubahan cepat,” tutur Direktur Aplikasi Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Wahyu Wicaksono.
Keberhasilan pertumbuhan berkelanjutan hadir ketika teknologi dan talenta berjalan dalam satu arah strategis yang sama. Perusahaan yang berani memanfaatkan disrupsi sebagai percepatan akan menjadi pemimpin di masa depan, bukan sekadar bertahan di tengah ketidakpastian.
(kunthi fahmar sandy)