Ia berpendapat tentang mengapa seseorang masih sulit dalam mengelola keuangannya ternyata ada beberapa faktor seperti kurangnya edukasi dan pengetahuan keuangan, kebiasaan impulsif, sikap mental yang negative, gaya hidup konsumtif, ketidakmampuan untuk menunda kesenangan, hutang, dan keadaan ekonomi.
Menurut Rista investasi adalah hal yang wajib dilakukan dalam perencanaan keuangan, sebab dengan investasi seseorang akan lebih siap untuk menghadapi masa depan, namun tetap dipertimbangkan juga profil risikonya.
“Investasi memang hal yang wajib dalam pengelolaan keuangan, namun tetap dengan mempertimbangkan profil risiko, strategi, dan instrument investasi apa yang akan digunakan. Strategi investasi yang dapat dilakukan seperti diversifikasi portofolio, investasi jangka panjang, menggunakan metode dollar cost averaging, dan rebalancing portofolio agar risiko dan imbal hasil tetap seimbang,” tutup Rista.
Salah satu investasi yang mampu mendiversifikasi portofolionya adalah reksa dana, yakni dengan membagi ke beberapa portofolio efek seperti deposito, obligasi, maupun saham. Hal ini dilakukan agar risiko yang ada tetap terjaga dengan baik, sehingga investor bisa tetap nyaman berinvestasi.
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20-21 Februari 2024 yang kembali menahan suku bunga acuan di level 6,0% merupakan angin segar bagi pasar obligasi di Indonesia. Adapun produk reksa dana yang terkena dampak positif adalah produk reksa dana pendapatan tetap yang mayoritas memiliki portofolio efek obligasi.