Di sisi lain, pangsa bahan bakar fosil turun dari 39 persen pada 2019 menjadi 29 persen pada 2024.
"Lonjakan pembangkitan tenaga angin dan surya merupakan alasan utama menurunnya pembangkitan tenaga fosil. Tanpa penambahan kapasitas tenaga angin dan surya sejak 2019, UE akan mengimpor 92 miliar meter kubik lebih banyak gas fosil dan 55 juta ton lebih banyak batu bara, yang menelan biaya 59 miliar euro," kata laporan tersebut.
Menurut Ember, tren ini tersebar luas di seluruh Eropa, dengan tenaga surya berkembang di semua negara UE.
Lebih dari separuh negara UE menghilangkan batu bara, bahan bakar fosil yang paling berpolusi, atau mengurangi porsinya menjadi kurang dari lima persen dari bauran energi mereka.
"Bahan bakar fosil kehilangan cengkeramannya pada energi UE," kata Peneliti Ember Chris Rosslowe.