Puncak penurunan kinerja BUMN karya itu terjadi sepanjang 2023, dari performa perseroan 5 tahun terakhir. Selain merugi dan memikul pinjaman bernilai jumbo, beberapa proyek WIKA yang sudah beroperasi belum memberikan keuntungan.
“Puncaknya di tahun 2023 kami mengalami guncangan finansial yang cukup dalam, seperti, nanti akan kami perlihatkan performa di 5 tahun terakhir. Sehingga di 2023 berbarengan dengan kesulitan finansial kami melakukan penyehatan maupun restrukturisasi,” katanya dia.
Saat ini WIKA mengerjakan 136 proyek berjalan, 42 di antaranya merupakan Proyek Strategi Nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalau secara nilai kurang lebih portofolio kami 61 persen dari semua proyek yang ada di WIKA, jadi memang sekarang kami tidak beroperasi di luar negeri, tapi hanya di dalam negeri. Kami sampaikan di sini beberapa baik bendungan, jalan, maupun proyek infrastruktur lainnya,” kata Agung.
(SLF)