Adapun untuk pertambangan dan penggalian mencapai USD40,2 miliar, industri pengolahan USD38,9 miliar, pengadaan listrik, gas, hingga pemanas USD42,9 miliar, jasa kesehatan dan kegiatan sosial USD45 miliar, jasa pendidikan USD30,2 miliar. Merujuk data BI, alokasi dana utang ini di angka yang cukup konstan dari tahun ke tahun.
Secara keseluruhan, pada triwulan tiga, BI mencatat penggunaan utang terbesar adalah di sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencapai 24,6%, jasa Pendidikan 16,6%, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,2%, kostruksi 14,2% dan jasa keuangan dan asuransi 11,6%.
Memang, dalam setahun terakhir utang luar negeri berhasil diturunkan. Namun, dalam 10 tahun terakhir, ada tren kenailan utang yang dipengaruhi beberapa faktor. Termasuk pandemi dan kenaikan suku bunga acuan. Pada 2010, jumlah utang luar negeri RI masih berada di level USD155 miliar. Utang luar negeri ini mencapai angka tertinggi pada 2021 dengan nilai mencapai USD423,4 miliar pada 2021. (ADF)