Fasilitas ini telah mampu menghasilkan kendaraan listrik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen untuk kategori bus.
"Dengan TKDN yang telah melampaui 40 persen, kami membuktikan bahwa Indonesia mampu memproduksi kendaraan listrik berstandar global yang tetap bernapas lokal," ujar Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, pada kesempatan yang sama.
Dengan kapasitas produksi hingga 3.000 unit per tahun, kata Gilarsi, fasilitas ini bakal memenuhi kebutuhan kendaraan listrik nasional yang terus tumbuh.
VKTR telah melayani pesanan dari Transjakarta melalui DAMRI dan sebelumnya telah mengoperasikan armada listrik melalui Sinarjaya dan Mayasari Bakti.
Ke depan, VKTR menargetkan peningkatan TKDN di atas 60 persen, perluasan lini produksi, dan penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
Selain itu, VKTR memperkenalkan identitas produk yang terinspirasi dari kekayaan alam Indonesia, seperti nama Tidar HF 12 dan Arjuno HF 8 untuk bus, serta Musi HDT 64 L untuk truk listrik.
(NIA DEVIYANA)