Dosen Sistem Informasi ini melanjutkan, social engineering menjadi awal mula maraknya penipuan dan pencurian data di media sosial. Hal itu didasari seberapa banyak informasi yang didapat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebenarnya data yang tersedia di media sosial tidak harus dicuri. Pasalnya, data tersebut telah disediakan oleh pengguna secara sadar atau tidak sadar dengan membagikan informasi detail yang dimilikinya.
Dengan memanfaatkan informasi yang tersedia di media sosial, siapa pun dapat memanfaatkan informasi tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk berbagai hal tergantung seberapa banyak informasi yang didapatkan. Pemanfaatan informasi ini juga dapat berdampak pada hal yang paling krusial, yakni akuisisi akun pengguna sehingga pegguna tidak bisa masuk ke akun media sosial miliknya.
Akuisisi data tersebut, katanya, sebenarnya dapat dicegah dengan memanfaatkan fitur yang sudah ada, yakni double cross check. Fitur double cross check dapat mempermudah pengguna untuk mengetahui bila ada perangkat baru yang ingin mengakses akun media sosial miliknya.
Namun, tidak dapat dipungkiri masih banyak pengguna yang tertipu dengan ketidakpedulian atau ketidaktahuan pengguna adanya sistem double cross check tersebut.