sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

WEF 2023 Bahas Polikrisis, Ancaman Kelangkaan SDA di Masa Depan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
16/01/2023 15:56 WIB
Pada 2050, permintaan tahunan hasil tambang diperkirakan akan mencapai 450% dari tingkat produksi 2018.
WEF 2023 Bahas Polikrisis, Ancaman Kelangkaan SDA di Masa Depan. (Foto: MNC Media)
WEF 2023 Bahas Polikrisis, Ancaman Kelangkaan SDA di Masa Depan. (Foto: MNC Media)

Dampaknya, konsumsi pangan global juga diproyeksikan meningkat sebesar 1,4% setiap tahun dan terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah. Angka konsumsi diproyeksikan lebih besar dibandingkan dengan tingkat produksi yang hanya sebesar 1,1% per tahun.

Dalam polikrisis, juga diperkirakan akan terjadi kesenjangan antara permintaan dan pasokan air sebesar 40% pada tahun 2030, dengan peningkatan permintaan yang dramatis dan tidak seimbang antar negara.

Polikrisis juga disebut akan menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam pada 2030 nanti. Kondisi ini juga disebabkan karena ekspansi energi berkelanjutan serta infrastruktur terkait yang juga akan mendorong permintaan eksponensial untuk logam dan mineral tambang yang terbatas sumber dayanya.

Dalam hal ekonomi, polikrisis akan berpotensi menyebabkan keruntuhan sistematis rantai pasok komoditas-komoditas penting. Hal ini semakin terlihat dari kesenjangan permintaan-pasokan yang meningkat dalam hal sumber daya alam baru-baru ini.

Kondisi ini semakin mempertegas perlunya ketahanan di sektor strategis tradisional, termasuk komoditas tambang.

Secara signifikan, pada 2050 permintaan tahunan untuk sumber daya seperti grafit, litium, dan kobalt, diperkirakan akan meningkat hingga 450% dari tingkat produksi 2018.

Kerja Sama dan Ketahanan Iklim, Kunci Hadapi Guncangan Polikrisis

Untuk mengatasi polikrisis ini, sejumlah strategi perlu menjadi perhatian bersama para pemangku kepentingan. Dua di antaranya adalah memperkuat kerja sama dan mempercepat aksi iklim.

Dalam hal ini, menurut WEF, aksi iklim dan pendanaan serta inovasi terkait memperkuat ketahanan iklim harus diprioritaskan.

Pada tahun 2030, dampak perubahan iklim, hilangnya alam, bencana alam, dan peristiwa cuaca ekstrem yang terus berkembang akan memberikan dampak signifikan jika tidak dikelola dengan baik.

Kerja sama geoekonomi harus diperkuat ditandai dengan dialog terbuka dan skala luas. Meskipun tidak selalu berhasil, kolaborasi ekonomi dan perdagangan antar kekuatan melalui mekanisme dan forum bilateral dan multilateral yang relevan dapat mendorong ketahanan global.

Prinsip-prinsip mapan yang mengatur kebijakan perdagangan dan bantuan negara perlu dihormati dan dijalankan dengan tanggung jawab.

Indonesia juga termasuk salah satu pemain kunci dalam pusaran polikrisis ini. Mengingat Indonesia akan menjadi negara dengan cadangan sumber daya tambang yang signifikan. Sebut saja nikel dan kobalt di mana Indonesia memegang 8% cadangan kobalt dan 22% cadangan nikel dunia.

Untuk itu, Indonesia dapat mengambil perang penting dalam mewujudkan ketahanan global dari ancaman polikrisis. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement