sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

World Economic Forum (WEF) 2023 Berpotensi Jadikan Asean Lumbung Pangan Dunia

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
20/01/2023 14:53 WIB
Salah satu kontribusi dari negara maju untuk menciptakan Asean sebagai lumbung pangan misalnya dengan menyediakan pendanaan lewat skema Invetasi
World Economic Forum (WEF) 2023 Berpotensi Jadikan Asean Lumbung Pangan Dunia (FOTO:MNC Media)
World Economic Forum (WEF) 2023 Berpotensi Jadikan Asean Lumbung Pangan Dunia (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan adanya World Economic Forum (WEF) yang saat ini diselenggarakan punya potensi besar untuk setiap negara berkolaborasi.

Misalnya dengan menjadikan Asean sebagai lumbung pangan dunia. Fithra Faisal mengatakan salah satu kontribusi dari negara maju untuk menciptakan Asean sebagai lumbung pangan misalnya dengan menyediakan pendanaan lewat skema Invetasi untuk membangun infrastruktur.

"Kita bicara Kerjasama dan kolaborasi, sebelumnya saya sering menyampaikan bahwa Asean bisa menjadi lumbung dunia, tetap kita membutuhkan Invetasi di sisi infrastruktur yang memadai supaya cost logistik dan transportasi ini bisa lebih rendah," ujar Faisal dalam Market Review IDXChannel, Jumat (20/1/2023).

Fasial mengatakan, mayoritas negara-negara yang tergabung dalam World Economic Forum ini adalah Negara Anggota G20 juga. Sehingga menurutnya hal itu akan lebih mudah untuk setiap anggota berkolaborasi untuk menciptakan Asean sebagai lumbung pangan dunia.

"Oleh karena itu, ini bisa menjadi kolaborasi global untuk menjadikan Asean menjadi lumbung pangan global dan bagaiakan partisipasi dari negara maju ini menyediakan Invetasi yang memadai untuk menjamin misalnya ketersediaan pupuk tersebut, infrastruktur, ini adalah kolaborasi yang kita harapkan," sambungnya.

Faisal menjelaskan, jika berkaca dari dua kasus sebelumnya, seperti Inflasi di Turki dan kelangkaan Minyak Goreng di Indonesia, sebetulnya cukup membuktikan bahwa kolaborasi ini menjadi cukup penting untuk dijalin setiap negara menjaga ketahanan pangan.

Misalnya di Turki, yang tahun lalu inflasinya tembus diatas 80%, namun dengan infrastruktur logistik dan warehouse dengan tata kelola yang baik, pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Turki mulai dapat dikendalikan tanpa bank sentral mengerek suku bunga.

"Ini jadi pelajaran, salah satunya penyediaan logistik yang pada akhirnya bisa mensiasati cost of living yang meningkat, jadi kolaborasi ini menjadi sangat krusial," kata Faisal.

Sedangkan di Indonesia, yang beberapa waktu lalu adanya kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng. Padahal, di negara tetangganya Malaysia sebetulnya menjadi produsen minyak goreng terbesar juga di Dunia.

"Kemarin kita sudah ada pelajaran tahun 2022 dan 2021 ketika langka minyak goreng, sebetulnya ini bisa diantisipasi misalnya kalau kita punya MoU secara bilateral dengan Malaysia misalnya, oleh karenanya belajar dari pengalaman jntjk memperkuat suoly chain dan glibal dan Regional untuk mensiasati potensi risiko," pungkasnya.



(SAN)

Advertisement
Advertisement