sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Xi Jinping Diprediksi Kembali Menjabat, Ini Dampaknya ke Bisnis di China

Economics editor Tim IDXChannel
13/10/2022 19:05 WIB
Beberapa analis mengatakan dia kemungkinan akan mendorong China ke arah sikap politik yang lebih otoriter dalam masa jabatan lima tahun ketiga.
Xi Jinping Diprediksi Kembali Menjabat, Ini Dampaknya ke Bisnis di China. Foto: MNC Media.
Xi Jinping Diprediksi Kembali Menjabat, Ini Dampaknya ke Bisnis di China. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Partai Komunis China (PKC) akan mengadakan kongres di Beijing pada 16 Oktober 2022. Presiden China saat ini, Xi Jinping, diprediksi memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode. 

Mengapa ini menjadi penting bagi ekonomi?

Xi akan kembali memimpin ekonomi terbesar kedua di dunia dan salah satu kekuatan militer terbesarnya.

Beberapa analis mengatakan dia kemungkinan akan mendorong China ke arah sikap politik yang lebih otoriter dalam masa jabatan lima tahun ketiga.

"China di bawah Xi bergerak ke arah totaliter," kata Profesor Steve Tsang dari School of Oriental and African Studies (SOAS) Universitas London, dilansir BBC, Kamis (13/10/2022).

"China di bawah Mao adalah sistem totaliter. Kami (di bawah Xi Jinping) belum sampai di sana, tapi kami bergerak ke arah itu," imbuhnya.

Profesor Tsang mengatakan Kongres mengabadikan pemikiran Xi Jinping sebagai filosofi pemandu partai.

"Pemikiran Xi Jinping" adalah merek sosialisme Tiongkok, sebuah filosofi nasionalis yang tegas yang sangat skeptis terhadap bisnis swasta.

Di bawah kepemimpinannya, otoritas China telah menindak perusahaan-perusahaan kuat di beberapa sektor ekonomi.

"Jika itu terjadi, mereka akan secara efektif menjadikannya seorang diktator," kata Prof Tsang.

Melansir New York Times, Regulator dan penyidik pajak pada 2021 menindak perusahaan kapitalis dan selebriti yang terlampau kaya raya. PKC menekan agar para taipan memberikan hartanya kepada masyarakat.

Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah China kepada perusahaan teknologi dan perusahaan pendidikan menimbulkan gelombang PHK yang cukup besar karena banyak perusahaan akhirnya hengkang dari negara tersebut. Bahkan satu dari lima penduduk muda di China menganggur pada Agustus 2022.

Di samping itu, Xi memiliki strategi "sirkulasi ganda" dalam mengelola perdagangan luar negeri dan industri dalam negerinya. 

Strategi ini mengandalkan permintaan pasar domestik dan mengembangkan inovasi untuk mengembangkan ekonomi China, sementara di sisi lain China juga mempertahankan pasar dan investor asing sebagai cadangan untuk menopang pertumbuhan.

Xi menggelontorkan banyak dana untuk meningkatkan produktifitas pabrik lokal, terutama di bidang semikonduktor. Strategi itu membuat investor asing dan pemerintah asing skeptis terhadap Xi dan menuduh cara itu merupakan strategi untuk menggeser barang impor dengan barang buatan China.

Namun PKC membantah hal tersebut. PKC mengatakan mereka tetap membuka dan menyambut perusahaan dan produk impor.

Data menunjukkan bahwa impor yang diterima China stagnan pada tahun ini, sementara ekspor barang ke luar China naik drastis. Hal ini menghasilkan surplus yang sangat besar bagi China, bahkan surplus terbesar yang pernah ada di dunia. Keberhasilan China dalam bersaing secara global menopang perekonomian China saat ini.

Langkah Xi ke depan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perekonomian global. Perusahaan raksasa seperti General Motors dan Apple yakin jika China merupakan tempat yang tepat untuk memproduksi barang secara massal dan sebagai potensi pasar yang terus mengalami peningkatan. 

Namun, ketegangan China dengan Taiwan membuat perusahaan besar mencari negara lain sebagai tempat produksi dan sebagai target pasar. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement