Selain itu, Kaluna juga berani mengungkapkan kekecewaannya ketika konflik keluarga memuncak. Dia menyampaikan uneg-uneg kepada sang kakak tentang ketidakrelaannya untuk menanggung kebodohan kakak laki-lakinya.
Kondisi seperti ini sering dialami oleh banyak anak muda di Indonesia, di mana mereka harus mengalah secara emosional dan finansial demi keluarganya. Banyak di antaranya yang berani seperti Kaluna, namun tidak sedikit yang akhirnya harus memendam rasa kecewa demi menghindari konflik lebih lanjut.
3. Batasan Terhadap Utang Piutang
Kaluna terbilang tegas menghadapi keluarganya dalam urusan utang piutang. Dia berani meminta kejelasan mendetail terkait pinjaman uang yang diminta oleh salah satu kakaknya.
Pinjam meminjam antara anggota keluarga lumrah terjadi, dan tidak sedikit berujung pada konflik. Seringkali kita dengar cerita sulitnya menagih utang, bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa orang yang berutang bisa jadi lebih galak dibanding orang yang diutangi.
Tak sedikit pula orang yang terjebak dengan perkara pinjam meminjam dengan keluarga karena sungkan untuk menolak dan tidak enak hati untuk bersikap tegas meminta mekanisme utang piutang yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.