sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menanti Arunika di Tanjung Papuma

Ecotainment editor Winda Destiana
14/12/2022 19:00 WIB
Bukan perkara mudah bagi Kabupaten Jember untuk mengembangkan dan berkompetisi di bidang pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Arunika atau matahari terbit di Pantai Papuma, Jember, Jawa Timur (Dokumentasi HAM)
Arunika atau matahari terbit di Pantai Papuma, Jember, Jawa Timur (Dokumentasi HAM)

IDXChannel - Hari itu, cuaca cukup tak menentu. Sudah berhari-hari hujan mulai membasahi setiap daerah di Indonesia, tak terkecuali Jember, Jawa Timur. Sedari kemarin, hujan deras membasahi Kota Festival ini sejak kami, rombongan Himpunan Anak Media (HAM) tiba siang hari. 

Kulirik arloji di lengan kiri, "Pukul 03.00 dini hari, semoga Arunika mau menampakkan diri," gumamku. 

Bukan tanpa alasan saya dan beberapa kawan dari HAM bangun di pagi buta. Padahal, hari sebelumnya kami baru melepas penat setelah pukul 00 karena agenda yang cukup padat. Namun, demi mendapatkan keindahan alam yang tiada tara dari Pantai Tanjung Papuma, kami rela mengurangi waktu istirahat. 

Pantai Tanjung Papuma, Jember

Mobil pun bergerak, memecah keheningan malam kota Jember yang sunyi. Kurang lebih perjalanan ditempuh selama satu jam untuk sampai ke Pantai Tanjung Papuma yang terletak di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. 

Ketika pemandangan kota berubah menjadi pepohonan tinggi, hutan pohon jati yang diisi oleh satwa liar seperti monyet, dengan alur jalan terjal berliku naik turun hingga kemiringan 15 derajat, tanda Pantai Pasir Putih Malikan atau yang dikenal dengan Tanjung Papuma kian dekat. Aroma khas pantai pun sudah mulai tercium, dan sayup-sayup suara gulungan ombak memecah keheningan mulai terdengar. 

Pantai yang terletak dibalik bukit ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Dikelilingi dengan hamparan pasir putihnya yang luas, ombak besar khas pantai selatan yang bergulung-gulung menghantam karang dan bebatuan, membuat siapa saja yang melihat dibuat terpukau. 

Duduk, diam, dan resapi setiap gulungan ombak yang mengenai jemari kaki jika ingin menikmati pantai ini. Sebagian orang tentu akan beralih ke Puncak Bukit yang dikenal dengan sebutan Siti Hinggil Papuma. Memang, dari atas ketinggian pengalaman yang dirasakan tentu berbeda. Akan tetapi, untuk sampai ke atas puncak, Anda diharuskan menaiki beberapa anak tangga. Tentu melelahkan, namun ada pemandangan indah yang bisa dijumpai dari atas sana pastinya. 

Biasanya, dari atas Siti Hinggil lah orang-orang akan menikmati matahari terbenam atau sunset. Uniknya pantai ini adalah, Anda bisa bertemu dengan sunset maupun sunrise yang kusebut sebagai Arunika. Namun tentu jika Tuhan menghendaki cuaca di sekitaran pantai ini cerah tanpa awan mendung sedikitpun. 

Ini kali kedua datang ke Jember, juga Papuma. Papuma masih semenenangkan ini dengan ombaknya yang besar. Meski kunjungan kedua kalinya ini gagal membawa rekaman indah Arunika, Papuma tidak melulu mengecewakan karena kehangatannya mampu memeluk pengunjung yang datang. 

Anda cukup duduk di pinggir bebatuan yang ada diantara pasir, pejamkan mata beberapa saat, tarik nafas dalam-dalam, hempaskan semua beban yang sedang dirasa, nikmatilah alunan ombak serta buih-buih air laut yang mengenai jemari. Rasakan kehangatan pantai ini dalam hitungan detik, tidak mungkin Anda tak jatuh cinta dengan Pantai Pasir Putih Malikan yang berarti sebuah batu bisa bolak-balik di tengah lautan tersebut.

Untuk masuk ke Pantai Tanjung Papuma, wisatawan hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp15 ribu untuk hari biasa, sementara akhir pekan Rp17.500. Untuk wisatawan mancanegara cukup membayar Rp30 ribu baik hari biasa maupun akhir pekan. 

Menuai Ranum Kopi dari Puslitkoka 

Tentunya, Jember tidak hanya unggul dari wisata alamnya saja. Kota yang sudah dikenal dengan Jember Fashion Carnaval nya ini juga memiliki objek wisata lain seperti Puslitkoka. Masuk ke dalam objek wisata edukasi, di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) ini wisatawan yang datang akan mengetahui sejarah dan seluk beluk tentang kopi serta kakao.

Tentu sudah tidak asing lagi bahwa Jember merupakan salah satu penghasil kopi terbaik yang ada di Indonesia. Bahkan, hampir 90 persen varietas kopi arabika yang dikembangkan, tak lepas dari pengaruh periset Puslitkoka yang berlokasi di Jl. PB. Sudirman 90, Jember, Jawa Timur ini.

Puslitkoka merupakan lembaga riset dan pengembangan kopi serta kakao nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 786/Kpts/Org/9/1981 yang didirikan sejak 1 Januari 1911 pada masa kolonial Belanda, saat itu bernama Besoekisch Proefstation. Saat ini Puslitkoka pengelolaannya di bawah PT. RPN memiliki visi menjadi lembaga penelitian unggul bertaraf internasional di tahun 2020. 

"Puslitkoka merupakan lembaga riset kopi tertua di dunia yang dibangun pada 1911," kata Kepala Bagian Usaha Puslitkoka Jember, Ucu Sumirat, ditemui saat perayaan ulang tahun Himpunan Anak Media, belum lama ini. 

Dijelaskan lebih lanjut oleh Ucu, saat itu Belanda membutuhkan lokasi untuk menanam maupun meriset kopi terbaik. Tujuannya tak lain adalah untuk menghasilkan kopi yang tahan dari gangguan penyakit. Tidak hanya meriset kopi dan kakao saja, kini Puslitkoka sudah banyak mencetak inovasi, mulai dari bahan tanam unggul kopi maupun kakao, berbagai teknologi pendukung budidaya, teknologi pengendalian hama, alat dan mesin skala UMKM, jasa pengujian analisis pra panen dan pascapanen terakreditasi, layanan pendamping daerah, serta jasa sertifikasi produk. 

“Kami berbisnis riset, jasa dan barang. Menjadi konsultan dan membuat riset maupun inovasi untuk banyak perusahaan pangan juga pemda. Puslitkoka membuatkan formulasi bagaimana agar biji kopi dan kakao lebih enak, juga memberi banyak pendampingan mulai dari pembelian bibit hingga pengembangan,” ungkap Ucu. 

Di Puslitkoka wisatawan tidak hanya sekedar membahas teori, namun akan diajak berkeliling melihat pembuatan kopi maupun kakao mulai dari kebun, proses mentah hingga matang dan dalam bentuk barang jadi. Untuk berkeliling kebun yang memiliki total 160 hektar ini, Anda akan diajak menaiki kereta wisata terbuat dari kayu. Cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu Anda sudah bisa berkeliling kebun kopi maupun kakao seluas 20 hektar. 

Jangan lupa untuk mengabadikan diri dengan berfoto diantara pohon tinggi yang melindungi perkebunan kopi tersebut. Anda cukup berdiri di tengahnya dan berpose semenarik mungkin. Setelah lelah berkeliling, Anda bisa membeli hasil olahan produk Puslitkoka di kantin yang telah disediakan. 

Ingat Jember, Bawa Pulang Cerutu

Beralih ke objek wisata selanjutnya, Jember juga dikenal sebagai kota penghasil tembakau cerutu terbaik dunia. Jember diketahui telah memasok tembakau cerutu terbaik selama bertahun-tahun lamanya. Salah satu produsen tembakau yang dimiliki Jember adalah Bos Image Nusantara atau yang lebih dikenal dengan sebutan BIN Cigar

Berlokasi di Jl. Brawijaya No.3, Krajan, Jubung, Kec. Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, BIN Cigar berawal dari melestarikan potensi daerah yakni penghasil bahan cerutu kelas dunia, melibatkan Filler, Omblad, maupun Dekblad. BIN Cigar menggunakan pengalaman teknik budidaya tembakau modern sebagai bekal perusahaan. 

BIN Cigar pertama kali beroperasi pada tahun 2013. Selain memproduksi tembakau untuk bahan baku cerutu, BIN Cigar juga memproduksi cerutu dengan Havana Cuban memperkenalkan biji tembakau sebagai bahan utama. Jenis tembakau ini telah dibudidayakan di Jember selama lebih dari 20 tahun. Saat ini benih yang dibudidayakan telah mendapat izin dari Pemerintah Indonesia.

Bahkan kualitas cerutu dari BIN Cigar mampu menyerupai yang dimiliki oleh Kuba. “Kami mempunyai dan mengaplikasikan metode Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Hampir setiap Cigar yang dikeluarkan oleh Kuba dapat kami tiru baik aroma maupun rasanya. Kami jagonya memodifikasi dan meniru rasa Cigar dari Kuba,” kata Febri Ananta Kahar, CEO BIN Cigar kepada wartawan Himpunan Anak Media. 

Didukung pula oleh para ahli yang telah berpengalaman selama 50 tahun di bidang tembakau, sehingga menghasilkan produk cerutu dengan cita rasa yang berkualitas dan mampu menciptakan cita rasa yang mirip dengan produk dari negara asalnya. Hingga saat ini, BIN Cigar telah memproduksi berbagai spesifikasi produk cerutu dalam berbagai kemasan yang telah dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri.

Lidah Goreng Sapi Sambal Hijau khas RM Lestari Ampuh Getarkan Lambung

Tak lengkap jika berkunjung ke sebuah kota tanpa mencicipi kuliner dari rumah makan legendarisnya. Jember memiliki Rumah Makan legendaris yang biasa disebut RM Lestari. Disini, lidah Anda tentu akan dimanjakan oleh sajian kuliner yang bikin ketagihan. 

Berdiri sejak tahun 1982, RM. Lestari dibangun oleh pasangan suami istri, Ir H. Nyoto Sunaryo dan Hj. Siti Hatidjah. Keduanya mengaku sangat menyukai kulineran sehingga akhirnya mendorong mereka untuk membuka rumah makan. 

Rumah makan ini awalnya merupakan warung Pecel Lele sebagai sajian utama. Seiring berjalannya waktu, RM Lestari memiliki banyak pelanggan dan usaha kuliner ini semakin membesar. Hal itu ditandai dengan berpindahnya lokasi ke area yang lebih besar pada tahun 1985. 

Tidak hanya lokasi saja yang semakin luas, hidangan yang disajikan di RM Lestari pun semakin beragam. Sebut saja, Lidah Goreng Sapi Sambal Hijau dan Gurame Goreng menjadi menu andalan terbaru dari rumah makan ini. 

Khusus untuk menu Lidah Goreng Sapi, RM. Lestari menjadi satu-satunya tempat makan yang menjual hidangan tersebut di Jember. Olahan berbahan lidah sapi ini dibuat menggunakan resep istimewa keluarga yang diwariskan turun-menurun sehingga citarasanya tetap terjaga dan unik. 

Selain kedua menu itu, RM. Lestari juga menyediakan banyak menu spesial lainnya. Sebut saja Ayam Garang Asem, Genjer Udang Tauco, Pecek Terong Tahu Telur, Pecek Terong Bumbu Kacang, Tahu Telur, dan masih banyak lainnya. Total ada lebih dari 90 macam hidangan yang ditawarkan RM. Lestari. Masing-masing ditawarkan dengan harga mulai dari Rp20.000, hingga Rp60.000, per porsinya. 

Memiliki kapasitas 200 orang, siapa sangka RM Lestari pernah kedatangan tamu spesial, yakni Presiden Jokowi di 2017 silam saat kunjungannya ke Jember. Kala itu, Jokowi menyantap beberapa menu seperti Gurame Sambal Cabai Hijau, Es Dawet, hingga Bandeng Selimut tanpa duri. Sejak saat itu RM Lestari kian populer di kalangan pelancong maupun warga lokal di sekitaran Jember. 

Dijelaskan oleh Gunawan Wibisono sebagai penerus atau generasi kedua dari RM ini bahwa semua sajian di rumah makan miliknya dibuat dengan bahan baku asal Jember asli. "RM. Lestari jadi resto legendaris di Jember. Istimewanya dari tempat makan ini adalah semua bahan baku yang digunakan berasal dari Jember." 

Selain itu, RM. Lestari jadi satu-satunya tempat makan di Jember yang menjual menu Lidah Goreng Sapi. Tamu yang datang ke tempat ini juga bisa menikmati es krim legendaris Zangrandi, dimana kami saling bekerjasama sejak tahun 1985 lalu," terang pria yang lebih akrab disapa Sonny ini. 

RM. Lestari Berlokasi di Jl. RA Kartini No.14, Kabupaten Jember, Jawa Timur, beroperasi setiap hari antara jam 09.00-22.00 WIB. Saat ini RM. Lestari memiliki dua outlet, yaitu di Jember dan satu lagi di Bondowoso.

Tak Terlihat, Museum Tembakau Berperan Penting Bagi Pariwisata Jember

 

Setelah kenyang menyantap siang, perjalanan Himpunan Anak Media berlanjut ke salah satu objek wisata edukasi lain yakni Museum Tembakau. Terletak di Jalan  Kalimantan No.1, Krajan Timur, Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, museum ini memang nampak tak terlalu besar. Akan tetapi, begitu tiba disini, Anda akan disambut oleh juntaian tembakau kering di depan pintu masuk yang membuat suasana museum ini berbeda dari kebanyakan. 

Museum yang terdiri dari dua lantai ini menyuguhkan visual sejarah tembakau yang merupakan komoditas terpenting bagi masyarakat Jember. Dua jenis tembakau Besuki Na-Oogst dan Kasturi yang telah dikeringkan menjadi daya tarik utama. 

“Tembakau Besuki Na-Oogst biasa digunakan atau dikhususkan untuk pembuatan cigar, sementara tembakau Kasturi biasa digunakan untuk rokok,” terang Sunito, pemandu museum ketika menjamu 25 media yang tergabung dalam HAM dari Jakarta.

Menariknya lagi, seluruh benda koleksi yang ada di museum ini menggunakan barcode. Selain sebagai upaya untuk bermigrasi ke ranah digital, keterangan koleksi museum pun dapat disimpan langsung ke smartphone. Tentu sudah semakin milenial bukan?!

Di lantai dua museum yang telah terdaftar di Asosiasi Museum Indonesia ke-40 dan menyandang predikat sebagai Museum terunik ini, berisikan gallery photo dan perpustakaan tentang tembakau dan sejarahnya. 

Uniknya dari museum ini adalah Anda akan diajak untuk berkenalan dengan diversifikasi atau turunan dari produk tembakau. “Kebanyakan orang mengenal tembakau hanya difungsikan sebagai bahan baku utama untuk rokok maupun cigar. Padahal, limbah tembakau dari petani juga dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis,” ungkap Sunito. 

Limbah tembakau tersebut bisa dijadikan pestisida, balsem, briket, asap kain, karet kayu, pelet, ada yang kasar dan halus. Juga dapat menjadi minyak atsiri, parfum, pestisida, pupuk organic, asap cair, briket, dan lainnya.

“Diversifikasi produk tembakau ini pun sekaligus mengkampanyekan sisi positif tembakau, tidak seperti yang selama ini sering kita baca bahwa tembakau dapat membunuh mu. Sayangnya, ketika panen tiba, masih ada 40 persen limbah yang terbuang begitu saja,” urai Sunito.

Sejak 2017, museum ini berada di bawah pengelolaan UPT PSMB-LT Jember. Museum ini bekerjasama dengan Litbang PTPN telah menghasilkan diversifikasi produk tersebut. Hanya saja belum dimaksimalkan oleh masyarakat Jember sebagai produk yang bernilai ekonomis.

Menyantap Edamame dari Pabrik Pengolahannya Langsung 

Begitu tiba di Jember, awak jurnalis yang tergabung dalam Himpunan Anak Media langsung disuguhkan oleh makanan berbentuk kacang yang biasa disebut Edamame. Ya Edamame yang merupakan makanan khas dari negeri Sakura Jepang ini rupanya tumbuh subur dan berkualitas baik di Jember. Bahkan, diakui oleh Direktur Mitra Tani selaku perusahaan swasta yang memproduksi Edamame, kualitas yang dihasilkan mampu menembus pasar ekspor Jepang sejak 1995. 

"Singkatnya, saat itu pada zaman Orde Baru, benih Edamame ditanam di beberapa wilayah Indonesia. Rupanya yang paling cocok dan menghasilkan kualitas terbaik itu ada di Jember. Bahkan, konsumen Jepang melihat kualitas Edamame Jember merupakan yang paling bagus ketimbang negara asalnya sendiri," kata Direktur Mitra Tani Arif Suharyadi. 

Sempat pasang surut akibat pandemi Covid-19, membuat pengiriman Edamame pun sedikit terhambat. Dijelaskan oleh Arif, ketika terjadi lockdown di beberapa kota, membuat aktivitas orang untuk menikmati Edamame pun terhambat. "2020-2021 kami cenderung bertahan agar kita tetap bisa eksis. Di 2022 ini kami mencoba untuk tetap bangkit meski belum kebali normal," tutur Arif. 

Untuk daerah lokal di Indonesia, Jawa Timur masih menjadi provinsi tertinggi penikmat Edamame, selanjutnya ada Jakarta. "Harapan kami tentu masyarakat Indonesia semakin meluas yang menyukai Edamame ini. Produk dari kami ready to eat, sehat dan higienis. Jadi jangan khawatir."

PT Mitra Tani 27 merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sayuran beku yang berfokus di komoditas unggulan yakni Edamame atau kedelai Jepang. Perusahaan yang berlokasi di Jl. Brawijaya, Wonosari, Mangli, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini secara legal berdiri pada tahun 1994. Diawali dengan pelatihan budidaya Edamame antar PT Mitra Tani terpadu dengan Pt Perkebunan 27 Persero. 

Di tahun 2006 Mitra Tani 27 telah menghentikan impor benih dan berhasil memproduksi multiplikasi benih Edamame secara mandiri. Seiring dengan perkembangan zaman PT Mitra Tani 27 terus beinovasi mengembangkan prduk selain Edamame yakni buncis, okrang, sweet potato, olahan sayuran beku hingga Jusme. Wilayah pemasaran telah menjangkau berbagai negara di belahan dunia, pertama Jepang sebagai tujuan utama. Amerika serikat, Kanada, Belanda, Taiwan, Australia, Timur Tengah, Afrika, Malaysia dan Singapura. Sedangkan untuk pasar lokalnya menyebar ke seluruh pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Papua. 

Uniknya, dalam kunjungannya kesini, anggota HAM diajak berkeliling pabrik dengan menggunakan pakaian khusus guna melihat langsung bagaimana prosesi pengolahan Edamame mulai dari penyortiran, pencucian, pemotongan Okra hingga pengemasan. Terbukti bahwa segala prosesi yang ada di pabrik tersebut semuanya higienis. 

Boyong Buah Tangan Langsung dari Primadona nya Jember 

Tak lengkap rasanya jika pelesiran tanpa membawa pulang oleh-oleh khas dari kota yang didatangi. Untungnya, di Jember sudah banyak tempat oleh-oleh yang menjual makanan khas kota Festival ini. Salah satunya adalah Primadona yang menjual camilan khas berupa olahan singkong yang dikenal dengan Suwar-Suwir serta Proll Tape. 

Tak hanya menjual aneka oleh-oleh, Primadona juga memproduksi Suwar Suwir dan Proll Tape secara mandiri. Primadona milik Rendra Wirawan ini telah berdiri sejak tahun 1984. Usahanya pun kian maju dan berhasil melewati masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. 

"Awal mulanya menjalankan usaha ini adalah ketika saat itu melihat banyak tape singkong yang melimpah. Akhirnya terbuang sia-sia begitu saja. Waktu itu rumah ada di depan Pasar Tanjung dan di depan persis jadi tempat penurunan tape singkong dari mobil atau truck. Di situ kami melihat ada banyak tape yang dibuang karena hanya memiliki umur simpan yang tidak lama. Akhirnya beridelah kami membuat camilan yang menjadikan tape singkong sebagai bahan utamanya sehingga memiliki waktu simpan yang lebih lama,” terang Rendra yang mendapatkan kunjungan HAM Jakarta di rumah produksinya. 

Suwar Suwir merek Primadona ditawarkan dengan beberapa pilihan rasa berbeda. Mulai dari rasa cokelat, sirsak, nanas, durian, dan susu. Tidak hanya Suwar Suwir saja, Proll Tape juga menjadi oleh-oleh andalan di Primadona. Proll tape yang sekilas mirip bolu ini mengubah tape singkong kuning sebagai bahan utamanya. Proses pembuatannya sendiri diproll atau ‘diaduk-aduk’. Jadi Tape Proll sendiri memiliki artian ‘tape yang diaduk-aduk’.

Tape Proll ala Primadona ini pun ditawarkan dengan beberapa varian rasa berbeda. Tape Proll Kacang Kenari, Tape Proll Keju Kismis, Tape Proll Keju Coklat, dan Tape Proll Original. Tape Proll ini dikemas dengan 2 pilihan ukuran berbeda, besar dan kecil. Untuk ukuran kecilnya ditawarkan dengan harga Rp33.000, sedangkan ukuran besar seharga Rp38.000, per kotaknya. 

Berlokasi di Jl. KH. Wachid Hasyim No. 40, Kauman, Kaliwates, Jember, Anda tak perlu repot memboyong oleh-oleh sendiri. Diakui oleh Rendra, wisatawan kini lebih senang jika oleh-oleh mereka dikirimkan langsung ke rumah dengan menggunakan jasa kirim ekspedisi sehari sampai. "Sekarang ini banyak wisatawan yang pesan dan langsung dikirimkan ke rumah, jadi mereka tidak perlu membawa berat-berat," tutupnya. 

Menikmati Hembusan Angin Malam dari Kafe Tebing 

Hingga malam hari, Jember masih diguyur hujan tipis-tipis. Bahkan hingga rombongan HAM tiba di Kafe Tebing untuk merayakan puncak ulang tahun ke-15. Meski diiringi oleh rintikan gerimis, semangat teman-teman HAM rupanya tidak pernah padam. Seolah tak kenal lelah, kami semua merayakan puncak ulang tahun kali ini penuh suka cita. 

Ada hal menarik ketika datang ke Kafe Tebing. Berlokasi diatas tebing Taman Botani Sukorambi, dari atas ketinggian 40 meter Anda bisa menyeruput kopi panas seraya menikmati pemandangan. Sungguh hal langka yang hanya bisa ditemukan di Jember bukan, bagaimana ngopi dengan cara unik yakni di atas ketinggian. Memang lebih baik datang ke lokasi ini sekitar sore hari. 

Awalnya lokasi ini memang hanya sekedar tempat singgah saja, namun pemiliknya langsung yang juga merupakan owner BIN Cigar, Febrian Ananta Kahar mengubahnya menjadi kafe yang diharapkan tak hanya menggaet milenial saja, namun seluruh lintas usia. Semilir angin yang menerpa wajah di atas ketinggian, gemericik hujan malam itu, semakin membuat suasana ulang tahun HAM semakin terasa berbeda dari biasa. 

Kafe Tebing baru saja dioperasikan pada 2018 silam. Menjadi satu-satunya kafe di Jember yang menggunakan kaca sehingga Anda bisa melihat langsung pemandangan di bawah. Tak perlu mahal, cukup merogoh kocek mulai dari Rp10.000-Rp50.000 untuk minuman, dan Rp20.000-Rp30.000 untuk makanan, Anda sudah bisa healing di tempat indah ini.

Strategi Bupati Hendy dalam Mempercantik Jember dari Segala Lini

Bukan perkara mudah bagi Kabupaten Jember untuk mengembangkan dan berkompetisi di bidang pariwisata maupun ekonomi kreatif. Karena Jember berada di tengah lingkaran ‘penguasa’ pariwisata yakni Kabupaten Banyuwangi dan Malang Raya.

Selain harus cerdik membaca situasi, diperlukan tatakelola dan setrategi jitu agar mampu bersaing dengan kabupaten lain yang mengitari Jember. Terlebih lagi, Jember memiliki pekerjaan rumah berupa infrastruktur yang berat. Padahal, infrastruktur menjadi moda utama bagi wisatawan mau melenggang ke daerah ini.

Setelah 20 bulan menjabat sebagai Bupati Covid-19, Hendy Siswanto dalam delapan bulan terakhir Jember telah membangun 1.200 KM berikut 30 ribu unit lampu untuk penerangannya. 

“Jalan rusak di Jember mencapai 1.900 KM masih ada 700 KM lagi yang akan kita gaspol. Bagi warga Jember mungkin ini tidak ada nilainya. Tapi, bagi orang lain (di luar Jember) ini bak bius. Mereka secara tidak sadar merasakan jalan yang enak, dan lebih memilih ke Jember daripada ke pusat kota mereka masing-masing yang jauh,” ujarnya.

Setelah mereka ‘terbius’ dengan kenyamanan dan kemudahan akses, secara perlahan dan halus Jember mulai ‘menebar jala’ dengan menggelar event agar berduyun-duyun datang dan bertransaksi di Jember.

Untuk itu, dengan adanya awak media dari Jakarta bertamu, Bupati Hendy menekankan, sudah saatnya Kabupaten Jember bebenah. Dengan tiga pilar utama yaitu, berkolaborasi, bersinergi dan akselerasi. 

“Cara mengakselerasi Jember adalah dengan branding. Jember tak perlu malu untuk membranding dengan suatu event yang sudah eksis, sebut saja seperti Jember Fashion Carnaval, terus memanfaatkan momentum Piala Dunia Qatar 2022, kemudian membonceng event Jember Kota Cerutu Indonesia, dan seterusnya,” lanjut Bupati.

Bahkan selain itu, Jember pun berencana di awal 2023 akan kembali menghidupkan bandara yang 20 tahun terakhir tertidur pulas. Ini pun bukan perkara mudah bagi daerah yang ternyata juga memiliki 18 hole lapangan golf ini.

Secara runway, bandara Jember memiliki landas pacu sepanjang 1,6 KM, artinya hanya dapat didarati oleh pesawat ATR. Agar Boeing dapat melandas, Jember harus menambah lagi landasan pacu dan sedang bernegosiasi dengan pihak PTPN 12 sebagai pemilik lahan.

“Pada 1 Januari tahun 2023 mendatang, bertepatan dengan ulang tahun Jember, kami akan carter pesawat ATR jenis Caravan 208B dari Prime Air selama setahun kedepan agar Bandara kembali berfungsi sekaligus membuktikan bahwasannya Jember memiliki load factor agar selanjutnya dapat menjadi penerbangan regular,” paparnya. 

Bupati Hendy menegaskan, Jember sebenarnya pemintanya banyak. Jadwal penerbangannya akan ada 2 kali dalam sehari, dengan rute Jember – Surabaya jam 6 pagi, Surabaya – Jember jam 7 pagi, kemudian sorenya Jember – Surabaya pada jam 16.00 dan Surabaya – Jember jam 17.00.  

“Pesawat ATR ini dapat ditumpangi 9 orang, dan selama setahun Jember mensubsidi sampai 50 persen, dengan harga tiket Rp650 ribu. Jika sudah ini kejadiannya, Jember sudah wayahe makan ‘bubur ayam’ langsung dari tengah. Artinya sudah saatnya pariwisata Jember melaju lepas landas kembali,” pungkasnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Andhy Irawan, MBA, Putra Kelahiran Jember sekaligus CEO Dafam Hotel Management menyampaikan, Kabupaten Jember ini potensinya luar biasa. Namun ia mengaku masih kurang hal apalagi untuk menjadikan Jember menjadi luar biasa lagi.

“Terus terang saya terpicu dengan kerja keras Bupati Jember dalam mempromosikan daerahnya. Guna mengimbangi kerja kerasnya, saya sebagai putra daerah memboyong Himpunan Anak Media asal Jakarta untuk mengeksplorasi potensi wisata yang ada di daerah ini ke level nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Andhy juga menambahkan bahwa rencana ke depan Dafam di Jember adalah tidak fokus pada penambahan hotel, namun bagaimana mengembangkan pariwisata yang ada disana supaya maksimal. Juga akses ke Jember dengan pesawat supaya beroperasi kembali yang tentunya akan berdampak volume market ke depan. 

"Yang paling penting, Dafam akan terus berkolaborasi dan berkomitmen dengan pemkab setempat serta pelaku pariwisata sehingga Jember tambah KEREN," tutup Andhy. 

Begitulah pariwisata Jember yang diibaratkan bak Arunika di Tanjung Papuma, kehadirannya selalu dinantikan banyak orang. Mampu membawa kehangatan sekaligus ketenangan bagi siapapun yang melihatnya.

(NDA) 

Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Advertisement
Advertisement