Bunda Ana lantas mengambil alih restoran yang terletak di Balikpapan tersebut dan mengelolanya sendiri. Ia mengaku tak punya pengalaman bisnis, namun ia paksakan dirinya untuk mengurus restoran itu.
“Konsep sebelumnya tidak cocok dengan selera saya. Saya lebih cocok dengan segmen menengah bawah. Saya ingin merangkul yang di bawah, bahkan saya sering kasih makan gratis,” tuturnya.
Namun lama-lama cash flow restorannya jebol hingga ia terpaksa menutupnya. Kemudian ia ubah restoran itu menjadi masjid. Teman-temannya pun banyak membantunya mengubah restoran itu menjadi masjid.
Tak lama, Bunda Ana bertemu dengan Ustad Luqmanul Hakim asal Pontianak dan ustad-ustad lain. Dialah yang menggagaskan program ‘Mustahil Lapar’ untuk diterapkan di masjid Bunda Anda.
“Saya eksekusi program itu, sediakan makan gratis di masjid setiap hari. Uangnya dari mana? Ya, dikelola dari sisa rezeki yang ada, yang mengelola adalah ibu saya. Ibu saya dibantu dengan pembantu, memasak setiap hari untuk program itu,” lanjut Ana.