IDXChannel—Suka duka Ai Iip Apipah dalam mengembangkan bisnis cemilan khas Ciamis adalah kisah sukses perjalanan bisnis yang memotivasi. Ai mulai berjualan sejak masih SMA, dan kini ia mampu membangun pabrik.
Mungkin Anda kenal dengan cemilan bernama keripik kaca, keripik renyah dengan bumbu pekat rasa pedas jeruk. Disebut keripik kaca karena bentuknya seperti pecahan beling, warnanya pun bening seperti kaca.
Di wilayah asalnya, Ciamis, cemilan ini disebut beledag singkong. Keripiknya terbuat hanya dari singkong yang diolah hingga susut kadar airnya, lalu diberi bumbu beragam rasa. Umumnya, yang laris terjual adalah rasa pedas dengan aroma jeruk.
Inilah produk yang diolah dan dijual oleh Ai. Ibunya yang kebetulan suka memasak dan berinovasi, membuat cemilan dari beledag. Hasil kreasi ibunya ini lantas Ai bawa ke sekolah untuk dijual, satu atau dua tas kresek.
“Mulai jualan itu 2013. Awal jualan saya suka nangis, tapi saya pendam sendiri, takutnya kalau orangtua tahu nanti tidak dibolehkan jualan lagi,” ujar Ai dalam kanal YouTube Naik Kelas.
Ai sempat menerima cemoohan dari teman-temannya, bahkan ada yang terang-terangan tidak mau sekelas dengannya, lalu mengejek Ai bau beledag. Barang dagangannya juga pernah ditolak kantin saat ia hendak menitipkan untuk dijual.
Tidak sampai situ, guru-guru di sekolahnya pun pernah secara tidak langsung menyindir Ai yang membawa dagangan di kelas. “Mungkin guru tidak tahu ya kalau saya jualan, bilangnya ‘jangan beli beledag nanti sakit perut’, mendengar itu saya cukup down,”
Namun Ai tak pernah menyerah. Tiga tahun pertama, promosi produk hanya terjadi dari mulut ke mulut, karena saat itu media sosial belum digunakan untuk berdagang, marketplace memang sudah ada, namun penggunaannya belum merajalela ke penjuru daerah.
Pada tahun keempat dan seterusnya, barulah bisnis yang dilakoni Ai mulai berkembang pesat. Hal yang menarik, bisnisnya justru berkembang sangat pesat saat pandemi COVID-19. Jumlah karyawannya meningkat, pesanan juga mengantri.
“Saya bisa punya karyawan banyak, penghasilan banyak, itu pas COVID-19. Produksi satu hari bisa 2,3 ton. Karyawan saat itu sampai 52 orang dari yang cuma belasan, mereka itu banyak yang PHK dan balik kampung, akhirnya kerja di sini,” katanya.
Boleh dibilang, bisnis yang dirintis Ai inilah yang membuat cemilan keripik kaca menjadi sangat populer di Indonesia, dan akhirnya menjadi cemilan khas Ciamis. Sejak ia berbisnis, mulai banyak pabrik-pabrik kecil yang ikut memproduksi keripik kaca.
Bagaimana awal mula cemilan ini disebut keripik kaca? Ai memiliki konsumen yang menamai beledag buatannya dengan ‘keripik kaca’, produk itu lantas dibawa ke Majalengka, Cirebon, Bandung.
“Dia alumni sekolah saya. Teteh itu yang bawa keluar kota, brand dia pakai nama keripik kaca, akhirnya semua konsumen mengenalnya dengan keripik kaca. Begitu awal mulanya,” lanjut Ai.
Saat ini, bisnis cemilan yang dilakoni Ai diberi nama ‘Beledag Jagara.’ Sekarang ia mulai menyematkan nama brand, sebab Ai mulai berjualan ke konsumen secara langsung. Dulu saat produksinya mulai meningkat, ia masih menjual keripik ke pengepul atau reseller.
Menurutnya, skema penjualan lewat reseller memang lebih cepat mendulang untung, sebab satu konsumen bisa membeli dalam jumlah besar, bisa beberapa kuintal bahkan hingga satu ton.
“Mungkin cepat larisnya karena dulu business to business, kalau business to customer langsung kan lebih lama untuk pengenalan dan promosi brandnya,” kata Ai.
Dari bisnisnya itu, Ai bisa perlahan-lahan memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan membangun pabrik dari hasil usaha dagang cemilannya. Hasil penjualannya tentu tidak sedikit, buktinya ia pernah menerima order dengan nilai hingga puluhan juta rupiah.
Itulah kisah sukses Ai Iip Apipah, pebisnis cemilan khas Ciamis yang mulai berdagang sejak masih duduk di bangku sekolah, hingga berhasil meramaikan industri kecil di sekitar wilayahnya. (NKK)