Saat itu, Alfatih mulai mengumpulkan referensi dan mempelajari bagaimana skema penggalangan donasi berjalan di luar negeri. Rupanya, platform crowdfunding adalah salah satu wadah penggalangan dana yang efektif, namun belum ada di Indonesia.
Dari sini, ia dan co-founder lain memutuskan untuk membangun KitaBisa. Awal-awal pendiriannya pun tak mudah, sebab Alfatih harus membuat orang lain percaya bahwa KitaBisa menyalurkan donasi dengan benar.
Ia berupaya memperkenalkan KitaBisa ke kampus-kampus agar lebih dikenal, namun tetap saja KitaBisa sulit diterima masyarakat. Apalagi sudah banyak kasus penipuan terjadi di Indonesia, sehingga orang tidak langsung percaya untuk menyumbangkan uangnya.
Ia pun berupaya membuktikan secara transparan bahwa dana donasi tersebut tersampaikan dengan benar. Ia juga memperbaiki agar situs KitaBisa bekerja lebih baik. Selain itu, Alfatih juga sempat kesulitan mencari investor.
Karena konsep bisnis wirausaha sosial masih dianggap kurang prospek dan tidak akan bertahan lama. Namun Alfatih berhasil membuktikan bahwa KitaBisa dapat bertahan lama. Berkat konsep donasi online yang mudah dan inklusif.