Menurutnya dengan adanya dukungan pembiayaan hijau ini dapat menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk terus berinovasi dan mengembangkan bisnis ALDO khususnya untuk pertumbuhan ekonomi sirkular di Tanah Air.
"Misalnya, kami dengan menggunakan bahan baku dari ECO sudah membuat paper bag dan paper box ke sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Food and Beverages (F&B), dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Adanya paper bag dan paper box ini merupakan upaya kami untuk mendorong penggunaan produk- produk ramah lingkungan,” jelas Sutanto.
Baru-baru ini ALDO juga membuat produk kemasan kertas coklat yang ramah lingkungan, yakni Hexa Wrap. Inovasi produk berkelanjutan Hexa Wrap ini merupakan pengganti gelembung plastik (bubble wrap) yang pertama di Indonesia yang terbuat dari kertas coklat (recycled paper) berbentuk struktur sarang lebah. Tujuannya adalah untuk mengurangi sampah plastik di industri e-commerce.
"Ke depan kami berharap dapat terus meningkatkan kinerja kami yang didukung oleh berbagai strategi bisnis berkelanjutan ALDO. Serta, diiringi dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti adanya pembiayaan hijau dari BCA ini, kami optimis dapat terus berkomitmen dalam ESG dan memberikan kinerja yang terbaik,” pungkasnya.
Sebagai informasi pada Kuartal I-2022 ALDO meraih kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 70,8 persen YoY. Pada Kuartal I-2022 ALDO juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp407,3 miliar atau naik 19,6 persen YoY. Hal ini didorong oleh berbagai inovasi berkelanjutan ALDO. (RRD)