"Bisnis model tersebut mampu memberikan aliran kas bebas bagi PGEO sebesar USD76 juta (Rp 1,14 triliun) hingga USD207 juta (Rp 3,11 triliun) sepanjang 2019-2022," tulis laporan tersebut.
Selain itu, PLN sebagai pembeli dalam tiga tahun terakhir selalu membayarkan tagihan tanpa adanya penundaan pembayaran yang terlalu lama, sehingga membuat arus kas perusahaan menjadi semakin kokoh.
Terakhir, Analis Mansek juga menggarisbawahi komitmen Pemerintah lewat PLN dalam memajukan energi baru terbarukan (EBT) menjadi dorongan tambahan penting bagi bisnis perusahaan yang diharapkan semakin membesar dengan pertumbuhan stabil.
PLN sendiri dalam bauran energi telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan penggunaan listrik dari sumber EBT. Panas bumi diharapkan akan memainkan peran penting dengan penambahan kapasitas hingga 3,3 GW dalam 10 tahun ke depan.
Mansek memprediksi EBITDA PGEO dapat tumbuh 6,1% (CAGR) sepanjang tahun 2022 hingga 2025. Laba bersih perusahaan juga diharapkan dapat tumbuh stabil dalam periode yang sama.