IDXChannel - Menjelang pemilu 2024, pemerintah tetap menggelontorkan subsidi untuk masyarakat kelas menengah ke bawah agar dapat mempertahankan daya beli.
Pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial di 2024 sebesar Rp496,8 triliun atau naik 12% (yoy). Mendekati pesta demokrasi lima tahunan ini, saham consumer goods biasanya akan menuai berkah.
Analis Saham Panin Sekuritas, Andhika Audrey memberi gambaran saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) di tahun politik 2024. Dia memaparkan, perseroan mengalami penurunan volume penjualan menjadi 596 ribu ton (-4,8% YoY) pada sembilan bulan 2023.
"Kami mengestimasi penurunan volume masih akan terjadi hingga akhir 2023 dikarenakan stimulus dari pemerintah, yakni penyaluran berbagai bansos masih belum merata hingga 2023 yang membuat daya beli masyarakat akar rumput (grassroot kalangan menengah ke bawah) masih relatif suffer," jelas dia dalam risetnya, Senin (15/1/2024).
Meski mencatatkan penurunan secara volume, namun kinerja MYOR masih dapat ditopang oleh peningkatan marjin perseroan. Perbaikan marjin kotor terjadi pada sembilan bulan 2023 di level 26,7% (9M22: 21,4%) yang disebabkan oleh normalisasi harga komoditas (Wheat: -18% YoY).
Selain itu, harga gula yang kembali turun setelah penurunan harga minyak dunia membuat Brasil sebagai penghasil gula global mulai beralih dari konversi dengan hasil bio etanol menjadi produk gula.
Dari sisi marjin operasi adanya kenaikan di level 12,2% (9M23: 6,6%) yang disebabkan oleh turunnya freight cost menjadi Rp380 miliar (-39,5% YoY) karena normalisasi ongkos kirim seiring langkanya kontainer pada masa pandemi. Porsi freight terhadap sales pre covid sebesar 1-2% namun pada saat Covid-19 dapat mencapai 2-3% dari total penjualan.
Audrey menambahkan, seiring potensi pelemahan daya beli yang berlangsung saat ini khususnya pada 2023, manajemen merevisi turun pertumbuhan top line menjadi 3-5% untuk 2023 (vs 10%) namun dengan peningkatan estimasi bottom line dari perseroan menjadi Rp2,7 triliun-2,9 triliun didukung oleh marjin perseroan yang lebih baik.
"Perseroan mengantisipasi 2024 dengan membangun dua pabrik pengolahan biskuit dan wafer yang berada di Jayanti serta Pasuruan dengan besaran alokasi investasi hingga Rp4 triliun, yang diestimasi akan beroperasi pada kuartal II-2024 (+10% all capacity)," ujarnya.
"Hal ini mendorong market share dari produk perseroan, khususnya produk biskuit dan wafer (9M23: 40% & 23%). Selama 2023 Perseroan belum melakukan penyesuaian harga (ASP) dari produknya. Namun rencananya pada 2024, perseroan akan melakukan adjustment produk dengan melihat kondisi ekonomi domestik yang ada," Audrey menambahkan.
Audrey mempertahankan rekomendasi BUY dengan menaikkan target harga ke Rp3.300 untuk saham MYOR.
"Kami melihat adanya margin expansion dari perseroan seiring dengan normalisasi harga komoditas agrikultur di tahun ini yang akan meningkatkan kinerja MYOR ke depannya, didukung oleh potensi kenaikan spending masyarakat menjelang election, serta berbagai penyaluran bansos pada kuartal I-2024," terangnya,
Selain itu, sambungnya, adanya antisipasi tahun baru imlek serta festive season yang akan berpengaruh pada kinerja kuartal I-2024, penambahan kapasitas produksi berpotensi meningkatkan volume penjualan perseroan.
"Sejalan dengan ini, kami masih mempertahankan rekomendasi BUY dengan menaikkan target harga ke Rp3.300 (sebelumnya Rp3.200) (implied PE 24,6x di 2024F) setara dengan +0,25 std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir," tutup Audrey.
(FAY)