Terkait pendanaan, Wito memastikan ekuitas perseroan dapat mengimbangi alokasi pinjaman ke lembaga perbankan. Saat ini, ADMR telah mendapat soft-commitment dari sejumlah bank.
Dengan adanya smelter ini, Wito memproyeksikan kesenjangan permintaan dan pasokan alumunium di Indonesia dapat terpenuhi, sekaligus dapat memberikan kontribusi ebitda dan laba yang positif bagi perseroan.
Sebagai catatan, rencana pengembangan bisnis aluminium merupakan strategi perseroan agar dapat memaksimalkan penjualan material dalam pembuatan kendaraan listrik. Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat melihat hal ini merupakan potensi besar yang akan mendukung pertumbuhan Grup Adaro ke depannya.
“Kami terus mendukung transformasi internal Grup Adaro, membuat beberapa pencapaian baru dengan adanya rencana peletakan batu pertama pembangunan smelter aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama dalam pengembangan kawasan industri hijau terbesar di dunia, yang bertempat di Kaltara,” pungkasnya. (RRD)