Saham Bangun Karya tersebut digembok lantaran menghijau hampir sepekan terakhir dengan kenaikan tertinggi 33,65 persen ke harga Rp139 pada Selasa (6/5/2025) dan mengakumulasi kenaikan 191,38 persen dalam satu bulan.
Sementara itu, saham COCO dan DKHH hanya disuspensi selama satu hari Bursa imbas pergerakan harga di luar kebiasaan. Dengan demikian, kedua saham tersebut tidak masuk papan pemantauan khusus.
Saham COCO menembus Auto Reject Atas (ARA) selama tiga hari beruntun sejak 16 hingga 20 Mei dengan kenaikan di atas 34 persen. Pada Selasa (20/5/2025), saham emiten kakao ini melesat 34,62 persen ke harga Rp175 mengakumulasi penguatan 143,06 persen dalam sepekan.
Sebaliknya, saham DKHH terkoreksi hampir sepekan setelah debut perdananya pada Kamis (8/5/2025). Saham emiten pengelola jaringan Rumah Sakit (RS) DKH ini sempat menyentuh Auto Reject Atas (ARA) sesaat setelah IPO.
Pada Selasa (20/5/2025), saham DKHH anjlok 14,94 persen ke harga Rp74 dengan mengakumulasi penurunan 43,08 persen sejak listing perdana. Waran seri I DKHH-W juga merosot 9,09 persen ke harga Rp20 per waran pada perdagangan kemarin dan turun 53,49 persen sejak debut di Bursa.
(DESI ANGRIANI)