Ritel dan Bandarmology
Sementara, pengamat pasar saham Michael Yeoh mengungkapkan, apabila kita melihat acuan dari bursa luar, bahkan di negara ASEAN, hanya indonesia dan Filipina yang membuka kode broker.
“Ini alasan kenapa aliran yang sering disebut ‘bandarmology’ tidak populer di luar, tapi populer di Indonesia karena selama bertahuntahun, kode broker secara live trade [jam perdagangan] dibuka,” kata Michael Yeoh kepada IDXChannel.
Selain itu, demikian masih mengutip Yeoh, dalam melakukan pembelian saham, fund manager dan investor asing tidak menyimpan saham di sekuritas, melainkan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Sekuritas, kata sosok yang kerap disapa MY ini, hanya berfungsi sebagai eksekutor. “Sehingga terdapat banyak bias dalam analisa bandarmology,” tambahnya.
Sebagai informasi, di kalangan pelaku pasar saham dalam negeri, bandarmology biasanya merujuk pada teknik yang dipakai sekelompok orang yang menggunakan pergerakan market maker--atau lazim disebut bandar--untuk mengetahui pergerakan harga suatu saham dalam waktu dekat. Pergerakan market maker tersebut biasanya dianalisis dari jejak aktivitasnya via ringkasan transaksi broker yang diidentifikasi lewat kode broker tertentu.